.post-body img { width: 30px!important; height: 15!important; }

Minggu, 01 Februari 2015

Perbanyakan Massal Serangga Uji




Mata Kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara VIII
“PERBANYAKAN MASSAL SERANGGA UJI”

 Disusun oleh :
ARIFSON YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM  PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA 
TAHUN 2015


I.            Identitas
No
Identitas

Kegiatan
1
Matakuliah
:
Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan
2
Acara praktikum
:
Perbanyakan massal serangga uji
3
Tujuan
:
Mahasiswa dapat mengetahui methamorfosis serangga
4
Tempat
:
Laboratorium perlindungan tanaman stpp
5
Hari/tanggal
:

6
Nama mahasiswa
:
Arifson Yondang
7
No absen/smtr
:
02/VB
8
Dosen/TPA
:
Dr. Rr. Siti Astuti, SP, M.Sc/ Sari Megawati

II.         DASAR TEORI
Klasifikasi ulat grayak (Spodoptera litura) pada tanaman cabai (Capsicum annum) adalah sebagai berikut :
Kingdom
:
Animalia
Divisio
:
Arthropoda
Kelas
:
Insekta
Ordo
:
Lepidoptera
Famili
:
Noctuidae
Genus
:
Spodoptera
Spesies
:
Spodoptera litura

Spodoptera adalah ngengat yang termasuk dalam suku Noctuidae. Larvanya (ulatnya) dikenal sebagai hama yang sangat merusak. Ulat yang tidak berbulu oleh awam biasa disebut ulat tentara atau ulat grayak.
Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman cabai. Ulat grayak (Spodoptera litura) menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang hari berada di dalam tanah. Pada umumnya, ulat grayak menyerang satu tanaman secara bersama-sama sampai seluruh daun tanaman tersebut habis, baru kemudian ke tanaman lain. Ulat ini berumur 20 hari selama hidupnya menyerang tanaman.

III.      ALAT DAN BAHAN
A.     Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktek perbanyakan massal serangga uji dilaboratorium perlindungan tanaman sekolah tinggi penyuluhan pertanian yogyakarta adalah toples plastik diameter 10 cm, kamera, pisau pemotong, kain kasa, saringan ukuran 0,2 mm, kertas label, erlenmeyer, aluminium foil dan alat tulis.

B.     Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah ulat kubis instar 2, daun sawi muda, bahan perata dan perekat (Indostick), alkohol 96%, dan aquades.

IV.       CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Potong kain saring sesuai dengan ukuran toples
3.      Melubangi penutup toples
4.      Memasukkan ulat grayak atau ulat kubis instar 2 kedalam toples
5.      Beri daun sawi untuk makanan ulat grayak atau ulat kubis instar 2
6.      Tutup toples dengan kertas saring
7.      Tutup dengan penutup toples yang telah dilubangi
8.      Beri terus makanan setiap hari sampai ulat membentuk hifa.

V.          HASIL
Hasil praktikum yang dilakukan dilaboratorium perlindungan tanaman terdapat 3 toples dengan jumlah ulat kubis instar 2 masing-masing toples berjumlah 10 ekor. Untuk hasil pengamatan dapat dilihat seperti blangko metamorfosis dibawah ini:
Toples 1.
No
Fase
Tanggal
Jumlah
(ekor)
keterangan
1
Telur
-
-
-
2
Instar 1
-
-
-
3
Instar 2
5-12-2014
10
Hidup semua
4
Instar 3
7-12-2014
7
Mati 3 ekor
5
Instar 4
9-12-2014
6
Mati 1 ekor
6
Instar 5
11-12-2014
3
Mati 3 ekor
7
Pupa
15-12-2014
3
Jadi pupa 3 ekor
8
Imago
23-12-2014
2
Jadi imago 2 ekor

Toples 2.
No
Fase
Tanggal
Jumlah
(ekor)
keterangan
1
Telur
-
-
-
2
Instar 1
-
-
-
3
Instar 2
8-12-2014
10
Hidup semua
4
Instar 3
10-12-2014
6
Mati 4 ekor
5
Instar 4
12-12-2014
6
Mati 0 ekor
6
Instar 5
14-12-2014
2
Mati 4 ekor
7
Pupa
16-12-2014
1
Jadi pupa 1 ekor
8
Imago
24-12-2014
1
Jadi imago 1 ekor

Toples 3.
No
Fase
Tanggal
Jumlah
(ekor)
Keterangan
1
Telur
-
-
-
2
Instar 1
-
-
-
3
Instar 2
6-12-2014
10
Hidup semua
4
Instar 3
9-12-2014
9
Mati 1 ekor
5
Instar 4
11-12-2014
5
Mati 3 ekor
6
Instar 5
14-12-2014
5
Mati 0 ekor
7
Pupa
17-12-2014
2
Jadi pupa 3 ekor
8
Imago
25-12-2014
1
Jadi imago 1 ekor


VI.       PEMBAHASAN
Spodoptera litura betina meletakkan telur secara berkelompok pada permukaan daun, tiap kelompok telur terdiri atas ± 350 butir. Kelompok telur tertutup bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh bagian ujung imago betina (Miyahara et al., 1971). Telur akan menetas sekitar 4 hari dalam kondisi hangat atau sampai dengan 11atau 12 hari jika musim dingin. Larva yang baru menetas  akan  tinggal  sementara  ditempat  telur diletakkan, beberapa hari setelah itu larva akan mulai berpencar (Nakasuji, 1976). Kalshoven (1981) menyebutkan bahwa larva S. litura terdiri dari 5 periode instar. Instar 1 berumur sekitar 2-3 hari, instar 2 sekitar 2-4 hari, instar 3 sekitar 2-5 hari, instar 4 sekitar 2-6 hari, dan instar 5 sekitar 4-7 hari.
Pupa S. litura berwarna coklat kemerahan dan panjangnya 18-20 mm (Kalshoven, 1981), Masa stadium pupa ± 10 hari dengan menggunakan pakan buatan dengan berat antara 0,32 sampai 0,37 g, setelah itu S. litura akan berubah menjadi imago (Garad et al., 1985). Imago dapat terbang dengan jarak yang cukup jauh (Aitkenhead et al., 1974). Migrasi imago menggunakan persediaan gula dalam tubuh sebagai sumber energi. Mereka dapat terbang lebih dari 20 jam per hari (Murata and Tojo, 2002). Miyahara et al. (1971) menyebutkan bahwa imago betina S. litura dapat menghasilkan telur antara 1000-2000 butir.
S. litura memiliki ciri khas, yaitu terdapatnya 2 bintik hitam berbentuk bulan sabit pada ruas abdomen ke 4 dan 10 yang dibatasi oleh alur-alur lateral dan dorsal berwarna kuning yang nemanjang sepanjang badan (10). Perkembangan S. litura bersifat metamorfosis sempurna, terdiri atas stadia ulat, kepompong, ngengat dan telur.
Setelah telur menetas, ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan. Beberapa hari kemudian, ulat tersebut berpencaran. Ulat tua bersembunyi di dalam tanah pada siang hari dan giat nenyerang tanaman pada malam hari. Stadium ulat terdiri atas 5 instar yang berlangsung selama 14 hari. Ulat instar I, II dan III, masing-masing berlangsung sekitar 2 hari. Ulat berkepompong di dalam tanah. Stadia kepompong dan ngengat, masing-masing berlangsung selama 8 dan 9 hari. Ngengat meletakkan telur pada umur 2-6 hari. Telur diletakkan berkelompok dan ditutupi oleh bulu-bulu halus berwarna coklat-kemerahan. Produksi telur mencapai 3.000 butir per induk betina, tersusun atas 11 kelompok dengan rata-rata 200 butir per kelompok. Stadium telur berlangsung selam 3 hari (2;10;12).
Ulat muda menyerang daun hingga tertinggal epidermis atas dan tulang-tulang daun saja. Ulat tua merusak pertulangan daun hingga tampak lobang-lobang bekas gigitan ulat pada daun.
S. litura mulai menyerang tanaman kedelai sejak stadium vegetatif awal. Populasi ulat ini kemudian tumbuh dan mencapai puncak pada tanaman berumur 38 hari. Populasi ulat meningkat lagi setelah tanaman berumur 73 hari (9).
S. litura bersifat kosmopolitan sehingga penyebarannya sangat luas. Sebaran populasi S. litura di Pulau Jawa beragam dari waktu ke waktu, tetapi selalu ditemukan pada sepanjang tahun. Keragaman ini disebabkan oleh daya migrasinya yang tinggi dan sifatnya yang polipag pada berbagai tanaman pangan, sayuran dan industri sehingga mampu bertahan hidup pada berbagai tanaman (16).
S. litura memiliki berbagai jenis musuh alami, tetapi yang penting dan banyak dijumpai di lapang, terdiri atas 4 jenis predator, yaitu semut api Solenopsis geminata, kunbang Paederus fuscipes, laba-laba Lycosa pseudoannulata dan Oxypes javanus, Euborellia stali (Dermaptera), 1 jenis parasit, yaitu Snellenius manilae dan 1 jenis patogen, yaitu nuclear-polyhedrosis virus (Borellinavirus litura)(3;6).

VII.    KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui lama waktu perkembangan S. litura dengan potensi reproduksi S. litura. Hasil praktikum ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang biologi S. litura dalam perbanyakan (rearing) dilaboratorium perlindungan tanaman.

VIII.                    DAFTAR PUSTAKA
1.    Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014. Laboratorium Perlindungan  Tanaman. Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar