.post-body img { width: 30px!important; height: 15!important; }

Minggu, 01 Februari 2015

Pembuatan Alat Perangkap



Laporan Praktikum
Mata Kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara XI
“PEMBUATAN ALAT PERANGKAP”

Disusun oleh :
ARIFSON YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM  PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA 
TAHUN 2015


I.        Identitas
No
Identitas

Kegiatan
1
Matakuliah
:
Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan
2
Acara praktikum
:
Pembuatan alat perangkap
3
Tujuan
:
Mahasiswa dilatih untuk membuat dan mengaplikasikan perangkap hama berupa perangkap warna, aroma, dan cahaya. Selain itu mahasiswa diharuskan mengawasi dan mengontrol penangkapan secara teratur. Dengan perangkap hama kita dapat melihat perkembangan populasi hama.
4
Tempat
:
Laboratorium Perlindungan Tanaman STPP Yogyakarta
5
Hari/tanggal
:
Kamis,  2014
6
Nama mahasiswa
:
Arifson Yondang
7
No absen/smtr
:
02/VB
8
Dosen/TPA
:
Dr. Rr. Siti Astuti, SP, M.Sc/ Sari Megawati

II.      DASAR TEORI
Perangkap adalah tempat atau alat yang digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan. Pengendalian hama terpadu merupakan pengendalian dengan cara meminimalisir penggunaan pestisida kimia. Pengendalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan pengendalian fisik dan mekanik. Salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan cara penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat dilakukan memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau melekatkan maupun yang membunuh hama. Umumnya serangga tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu. serangga tertentu juga lebih tertarik  terhadap warna. Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti warna kuning cerah. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap adalah sebagai berikut: ukuran atau jenis serangga yang akan ditangkap, kebiasaan keluar: siang atau malam hari, stadium perkembangan serangga, makanan kesukaannya, warna kesukaannya, kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terahadap jerat dan cara terbang hama.
Prinsip dasarnya adalah menjebak hama menggunakan pemikat tertentu.Lalat buah Bactrocera sp jantan akan mengikuti bau hormon betinanya sehingga diciptakan senyawa yang baunya mirip hormon lalat buah betina. Beberapa jenis kutu tertarik pada warna kuning mencolok sehingga dibuat jebakan dari kertas atau plastik kuning yang diluluri lem. Ngengat dan serangga nokturnal—aktif di malam hari—tertarik pada nyala api atau lampu, makanya dibuatkan perangkap obor dan lampu.
Jenis-Jenis Perangkap 
1.    Perangkap Kuning 
Jebakan ini didasari sifat serangga yang menyukai warna kuning mencolok. Musababnya warna itu mirip warna kelopak bunga yang sedang mekar sempurna. Permukaannya dilumuri lem sehingga serangga yang hinggap bakal lengket sampai ajal menjemputnya. Perangkap kuning ampuh memikat hama golongan aphid, kutu, dan tungau. Itu juga dijadikan indikator populasi hama di sekitarnya.
Saat jumlah hama yang tertangkap perangkap melebihi ambang yang ditentukan, misalnya 50 individu kutu putih/hari, maka saat itu perlu dilakukan penanggulangan serius dengan pestisida kimia maupun biologis. Umumnya perangkap berbentuk lembaran triplek, fiber, atau karton tebal berukuran 15x 15 cm2 dan dilumuri vaselin, oli, atau minyak jelantah dengan kepadatan 60—100 perangkap/ha.

2.    Lampu 
Serangga nokturnal menjadikan cahaya dominan di suatu tempat sebagai panduan utama. Mereka akan terbang mendekat begitu melihat cahaya,baik berasal dari lampu maupun nyala api. Di tempat terang itu mereka bertemu lawan jenis lalu kawin untuk meneruskan generasinya. Sebelum ada penerangan buatan manusia, cahaya terang itu hanya berasal dari bulan. Saat terang bulan, serangga keluar dan beramai-ramai kawin. Hasilnya, populasi serangga meningkat ketika bulan memasuki bulan mati, yaitu periode 5—10 hari sesudah purnama.
Hama dari golongan serangga di kebun pun mempunyai sifat yang sama. Makanya pekebun membuat perangkap lampu. Serangga bakal terbang mengitarinya sampai akhirnya jatuh atau masuk jebakan berupa air atau lem yang diletakkan di bawah lampu. Perangkap ini bisa mengendalikan hama dari golongan aphid, kupu, ngengat, atau kumbang. Sebanyak 10—20 perangkap/ha diletakkan 25—40 cm lebih tinggi daripada tanaman.

3.    Feromon 
Jebakan itu dibuat dengan memanfaatkan kebutuhan komunikasi serangga pengganggu tanaman. Komunikasi itu dilakukan dengan hormon bernama feromon. Itu berguna untuk menunjukkan adanya makanan, memikat pejantan, menandai jejak, membatasi wilayah teritorial, atau memisahkan kelas pekerja, tentara, dan ratu. Yang sekarang banyak digunakan adalah feromon untuk menarik pasangan.
Zat yang baunya mirip feromon betina—disebut bahan atraktan—dipasang pada perangkap yang ditempatkan di kebun. Serangga jantan akan tertarik dan masuk ke perangkap yang sudah diberi air atau lem. Makhluk sial yang tertipu itu pun menemui ajalnya. Sejak 2 tahun terakhir perangkap itu populer digunakan untuk memerangi lalat buah yang menjadi momok di perkebunan buah-buahan skala sedang sampai luas. Atraktan yang paling banyak dipakai adalah metil eugenol. Lahan 1 ha cukup dipasangi 8—10 perangkap lantaran aroma tajamnya bisa tercium dari jarak cukup jauh.

III.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan perangkap likat kuning yaitu:
a.       Gelas plastik transparan
b.       Kertas warna kuning 
c.       Gunting kertas 
d.       Stepler 
e.       Benang 
2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan perangkap likat kuning yaitu:
-          Lem tikus 

IV.    CARA KERJA
1.      Guntinglah kertas yang berwarna tersebut
2.      Kemudian buat dalam bentuk bulat atau dalam bentuk segi empat
3.      Dalam bentuk bulat, setelah selesai dibuat kemudian bagian atasnya dilubangi kemudian pasang dengan benang agar mudah dalam penggantungan.
4.      Dalam bentuk segi empat, setelah selesai digunting kemudian disteples pada sebilah bambu.
5.      Setelah selesai perangkap likat kuning diolesi dengan lem tikus, agar ketika ada hama yang terpikat dengan warna kuning bisa melekat akibat lem tikus tersebut.
6.      Jika memikat lalat buah, dapat ditambahkan dengan feromon.
7.      Setelah selesai diberi lem tikus perangkap siap dipasang diarea yang mempunyai populasi hama banyak.

V.      HASIL
Pengamatan Pertama pada tanggal 27 Desember 2014
                   
Jenis Hama
1.      Apids = 5
2.      Belalang = 2
3.      kupu putih palsu = 2
4.      Lalat buah= 21
Pengamatan ke dua pada tanggal 29 Desember 2014
Jenis Hama
1.      Apids = 2
2.      Kupu putih palsu = 5
3.      Lalat buah= 11
Pengamatan ke tiga pada tanggal 01 Desember 2014
Jenis hama
1.      Apids = 2
2.      Kupu putih palsu = 2
3.      Lalat buah= 11
4.      Walang sangit=4

VI.    PEMBAHASAN
Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha–usaha manusia untuk menekan populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi. Pengendalian dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian antara lain dengan jebakan dan mengurangi perkembangan hama, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertnian yang berkelanjutan diperlikan cara pengendalian yang tepat. Pengendalian dengan perangkap terhadap hama adalah mengupayakan hama bisa masuk/ tertangkap dalam jebakan, sehingga tidak bisa keluar lagi. Macam perangkap bisa dengan kertas berwarna, zat-zat penarik dari tumbuhan/ sintetik seperti eugenol yang dipasang pada aqua untuk menarik dan memangkap hama lalat buah, dengan lubang bubu untuk menangkap dan bisa juga bengan memberikan lem. Demikian halnya dengan perangkap kuning. Perangkap Kuning (Yellow Trap), yaitu perangkap yang berwarna kuning sehingga dapat menarik serangga dan menjeratnya karena telah diolesi dengan lem. Hama yang dapat diperangkap dengan hama ini antara lain Kutu loncat, trips, kutu daun, dan semua golongan serangga yang tertarik dengan gelombang yang dipancarkan benda yang berwarna kuning. Penggunaan perangkap ini memang sangat membantu selain mudah dibuat dan biaya pembuatannya sangat mudah. Kebanyakan petani lebih sering menggunakan cara ini. Sebagai pengalaman saya pernah menggunakan bahan-bahan bekas seperti botol pestisida yang berwarna kuning diolesi dengan oli kadaluwarsa (biasanya disebut minyak gemuk). Dengan cara ini kutu ataupun serangga yang menyerang tanaman melekat pada botol yang digantung di batang pohon jeruk. Dengan cara ini terbukti bahwa tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membuat suatu perangkap hama. Perangkap ini selain mudah dibuat, harga ekonomis juga ramah lingkungan. Karena tanpa menggunakan bahan kimia yang bisa menggangu lingkungan budidaya.

VII.  KESIMPULAN
Penggunaan perangkap ini bertujuan sebagai menjebak hama yang ada disekitar/ areal pertanaman. Perangkap ini selain mudah dibuat, harga ekonomis juga ramah lingkungan .karena tanpa menggunakan bahan kimia yang bisa menggangu lingkungan budidaya.

VIII.             DAFTAR PUSTAKA
1.      Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014. Laboratorium Perlindungan  Tanaman. Yogyakarta.
2.      Suharno, 2005. Perlindungan Tanaman. Diktat STPP, jurluhtan, yogyakarta
3.      http://erikjonsitanggang.blogspot.com/2012/03/penggunaan-perangkap-hama.html
4.    http://ullillallullellou.blogspot.com/2012/12/praktikum-4-perangkap-hama-light-trap .html
5.      http://heryantos.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-perangkap-hama-yellow. html
6.      https://guncitorvum.wordpress.com/2011/04/05/laporan-praktikum-perangkap-lalat-buah/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar