Laporan Praktikum
Mata kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara VII
“PENGENALAN GEJALA SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT”
Disusun oleh :
ARIFSON
YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.
Identitas
|
No
|
Identitas
|
|
Kegiatan
|
|
1
|
Matakuliah
|
:
|
Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan
|
|
2
|
Acara praktikum
|
:
|
Pengenalan Gejala Serangan Hama
|
|
3
|
Tujuan
|
:
|
Mahasiswa dapat mengenal beberapa gejala
serangan yang diakibatkan oleh hama dan dapat mengidentifikasih penyebab
kerusakan dan menafsirkan intensitas serangan
|
|
4
|
Tempat
|
:
|
Laboratorium Perlindungan Tanaman STPP Yogyakarta
|
|
5
|
Hari/tanggal
|
:
|
Kamis,
2014
|
|
6
|
Nama mahasiswa
|
:
|
Arifson Yondang
|
|
7
|
No absen/smtr
|
:
|
02/VB
|
|
8
|
Dosen/TPA
|
:
|
Dr.
Rr. Siti Astuti, SP, M.Sc/ Sari Megawati
|
II.
DASAR TEORI
Ganguan
merupakan suatu proses interaksi antara berbagai factor yang mempengaruhi.
Hasil proses interaksi tersebut dapat dilihat dengan adanya kerusakan pada
tanaman, karena tanaman yang terganggu oleh pengganggu tertentu sering
menunjukkan kerusakan akan tertentu pula. Beberapa jenis hama tidak hanya
memakan bagian tubuh tanaman tetapi juga mengeluarkan substansi tertentu yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
A.
Pengertian
Hama, Gejala, Kerusakan dan Tanda
1. Pengertian
Hama
a. Hama adalah
semua organisme atau agen biotic yang merusak tanaman dengan cara bertentangan
dengan kepentingan manusia. ( Smith, 1983 )
b. Hama adalah
makhluk hidup yang mengurangi kualitas dan kuantitas beberapa sumber daya
manusia yang berupa tanman atau binatang yang dipelihara yang hasil dan
seratnya dapat diambil untuk kepentingan manusia. ( AnonymousA, 2010 )
c. Hama adalah
serangga yang mengurangi kualitas dan kuantitas bahan makanan, pakan ternak,
tanaman serat, hasil pertanian atau panen, pengolahan dan dalam penggunaannya.
Serta dapat bertindak sebagai factor penyakit pada tanaman, binatang dan
manusia, dapat merusak tanaman, bunga, serta merusak bahan bangunan dan milik
pribadi lainnya. ( Nash, 2005 )
d. Hama adalah
adanya herbivore pada tanaman yang umumnya tidak dikehendaki karena dapat
mengakibatkan kerusakan atau kerugian bagi manusia. ( Untung, 2001 )
e. Desease is
an abnormal condition of an organism which interrups the normal bodily fuctions
that often lead to feeling of poin and weaknes and usually associated with
symptoms and signs. (AnonymousA, 2010).
2. Pengertian
Tanda
a. Tanda adalah
sesuatu yang ditinggalkan oleh hama dan menunjukkan kehadiran hama tersebut.
(AnonymousA, 2010).
b. Tanda adalah
setiap bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktifitas atau
serangan hama. (Main, 1977).
c. Tanda adalah
semua pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang (gejala), misalnya
bentuk tubuh buah parasit, miselium, warna spora, bledeok, lendir dan
sebagainya. (Anonymous, 2012)
3. Pengertian Gejala
a. Gejala
adalah kehilangan yang rasakan oleh tanaman akibat serrangan hama antara lain
dalam bentuk penurunana kualitas dan kuantitas produksi. ( Untung, 2001).
b. Gejala
adalah setiap perubahan pada tanaman yang mengarah pada pengurangan kualitas
maupun kuantitas dan hasil yang diharapkan. ( Anonymous A, 2010).
c. Gejala
adalah kedaan patologi dan fisiologi dari tumbuhan terhadap akitivitas dari
patogen atau faktor yang lain. (Sastrahidayat, 2011).
4. Pengertian Kerusakan
a. Kerusakan
adalah kehilangan yang dirasakan oleh tanaman akibat serangan OPT antara lain
dalam bentuk penurunan kuantitas dan kualitas produksi. (Anonymous, 2012)
b. Kerusakan
adalah kondisi abnormal yang terjadi pada tanaman akibat serangan hama, dimana
kondisi tersebut menyebabkan tanaman mengalami penurunan kapasitas produksi.
(Anonymous, 2012).
B.
Tipe Mulut
Serangga Dan Gejala Kerusakannya
1. Tipe Alat
Mulut Menggigit Mengunyah
Jenis alat mulut ini terdiri atas
sepasang bibir, organ penggiling untuk menyobek dan menghancur serta organ
tipis sebagai penyobek. Makanan disobek kemudian dikunyah lalu ditelan. Secara
struktural alat makan jenis ini terdiri dari:
a. Labrum,
berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam rongga mulut.
b. Epifaring,
berfungsi sebagai pengecap.
c. Mandibel, berfungsi
untuk mengunyah, memotong, atau melunakkan makanan.
d. Maksila,
merupakan alat bantu untuk mengambil makanan. Maxila memiliki empat cabang,
yaitu kardo, palpus, laksinia, dan galea.
e. Hipofaring,
serupa dengan lidah dan tumbuh dari dasar rongga mulut.
f.
Labium, sebagai bibir bawah bersama bibir
atas berfungsi untuk menutup atau membuka mulut. Labium terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu mentum, submentum, dan ligula. Ligula terdiri dari sepasang glosa
dan sepasang paraglosa.
Identifikasi berdasarkan gejala
serangannya yakni dengan memperhatikan tipe alat mulut menggigit dan mengunyah
maka akan ditemukan bagian tanaman yang hilang, apakah dimakan, digerek atau
digorok.Contoh serangga dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah yaitu ordo
Coleoptera, Orthoptera, Isoptera, dan Lepidoptera.
2. Tipe Alat
Mulut Meraut Dan Menghisap
Tipe alat
mulut ini diwakili oleh tipe alat mulut lebah madu Apis cerana (Hymenoptera,
Apidae) merupakan tipe kombinasi yang struktur labrum dan mandibelnya serupa
dengan tipe alat mulut menggigit mengunyah, tapi maksila dan labiumnya
memanjang dan menyatu. Glosa merupakan bagian dari labium yang berbentuk
memanjang sedangkan ujungnya menyerupai lidah yang berbulu disebut flabelum
yang dapat bergerak menyusup dan menarik untuk mencapai cairan nektar yang ada
di dalam bunga.
Hama ini
meraut jaringan hingga keluar cairan, cairan ini kemudian dihisap paruh
konikal. Jaringan yang terserang cenderung berwarna putih atau belang yang
kemudian tampak mengerut.
3. Tipe Alat
Mulut Menjilat Mengisap (Sponge)
Tipe alat
mulut ini misalnya pada alat mulut lalat (Diptera). Pada bagian bawah kepala
terdapat labium yang bentuknya berubah menjadi tabung yang bercelah. Ruas
pangkal tabung disebut rostrum dan ruas bawahnya disebut haustelum. Ujung dari
labium ini berbentuk khusus yang berfungsi sebagai pengisap, disebut labellum.
Bahan pangan
padat menjadi lembek dan busuk akibat ludah yang dikeluarkan hama ini untuk
melunakkan makanan, kemudian baru dihisapnya.
4. Tipe Alat
Mulut Mengisap
Tipe alat
mulut ini biasanya terdapat pada ngengat dan kupu-kupu dewasa (Lepidoptera) dan
merupakan tipe yang khusus, yaitu labrum yang sangat kecil, dan maksila
palpusnya berkembang tidak sempurna. Labium mempunyai palpus labial yang
berambut lebat dan memiliki tiga segmen. Bagian alat mulut ini yang dianggap
penting dalam tipe alat mulut ini adalah probosis yang dibentuk oleh maksila
dan galea menjadi suatu tabung yang sangat memanjang dan menggulung.
Biasanya
dimiliki oleh imago dari ordo lepidoptera. Serangga dewasa umumnya bukan
merupakan hama yang bertindak sebagai hama adalah serangga yang mempunyai alat
mulut mengunyah pada stadia larva.
5. Tipe Alat
Mulut Menusuk Mengisap
Kepik,
mempunyai alat mulut menusuk mengisap, misalnya Scotinophara
(Heteroptera). Alat mulut yang paling menonjol adalah labium, yang
berfungsi menjadi selongsong stilet. Ada empat stilet yang sangat runcing yang
berfungsi sebagai alat penusuk dan mengisap cairan tanaman. Keempat stilet
berasal dari sepasang maksila dan mandibel ini merupakan suatu perubahan bentuk
dari alat mulut serangga pengunyah.
Serangga
hama dengan tipe alat mulutnya menusuk dan mengisap gejala serangan yang
ditimbulkan yaitu pada bagian tanaman akan ditemukan bekas tusukan stilet yang
akan menyebabkan terjadinya perubahan warna atau perubahan bentuk pada bagian
tanaman yang diserangnya.
(Gendroyono, 2006).
(Gendroyono, 2006).
III.
ALAT DAN
BAHAN
Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat
·
Loup
·
Alat tulis menulis
2. Bahan
·
Tanaman/ bagian tanaman yang tidak normal.
IV.
CARA KERJA
1. Memperhatikan
dengan teliti dan menggambar skematis tanaman atau bagian tanaman sampel yang
tersedia, terutama pada bagian yang mengalami kerusakan.
2. Mencatat apa
saja yang berubah jika dibandingkan dengan yang normal
3. Mengamati
dan menggambar ada tidaknya tanda penyakit atau keberadaan binatang hama serta menuliskan
ciri-ciri yang membedakan dari kerusakan lainnya.
4. Menjelaskan
bagaimana mekanisme terjadinya kerusakan tersebut.
V.
HASIL
Berdasarkan
hasil praktikum yang dilakukan ada 3 jenis hama dan gejala serangannya. Jenis
hama dan serangannya dapat dilihat seperti dibawah ini.
|
No
|
Nama spesies
|
Tipe alat mulut
|
Gejala,kerusakan,tanda
|
Klasifikasi
|
Gambar literatur
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
1
|
Valanga nigricornis
|
Menggigit mengunyah
|
Gejala : daun hilang sebagian
Kerusakan : daun berlubang,rusak sebagian Tanda : terdapat bekas gigitan di daun |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
2
|
Spodoptera
|
Penggigit Penguyah
|
Gejala : daun yang dimakan mulai dari tepi daun dan hanya
meninggalkan tulang daun dan batang.
Kerusakan
: terjadi karena larva makan bagian atas tanaman
Tanda : Serangan berat menyebabkan tanaman gundul
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
|
3
|
Nezara viridula
|
Menusuk menghisap
|
Gejala : bulir hampa,kosong
Kerusakan : hasil panen menurun Tanda : terdapat bulir yang kosong |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||
VI.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil praktikum yang dilakukan Dilaboratorium Perlindungan Tanaman Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, Jurusan Penyuluhan Pertanian Di Yogyakarta,
tentang pengenalan gejala serangan hama yang dilaksanakan dapat dilihat sebagai
berikut:
A.
Gejala Serangan Belalang
Belalang adalah serangga herbivora dari
subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga
ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari
tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek.
Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang
biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya
terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau
karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan
kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun
sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya
berukuran lebih besar dari belalang jantan.
Tubuh
belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut
(abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2
antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki
depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga,
belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum
dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat
besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk
memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga
manusia. Belalang bernafas dengan trakea.
Belalang
punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok
hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton
adalah kepiting dan lobster. Belalang betina dewasa berukuran lebih besar
daripada belalang jantan dewasa, yaitu 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63
mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram.
Organ
reproduksi belalang jantan disebut dengan nama aedeagus. Selama proses
reproduksi, belalang jantan akan memasukkan spermatophore (satu paket berisi
sperma) ke dalam ovipositor belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui
saluran halus yang disebut micropyles.
Setelah
telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur sekitar 1-2 inci di dalam
tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Belalang betina akan bertelur
setiap interval 3-4 hari hingga semua telur dikeluarkan. Belalang betina dapat
meletakkan hingga ratusan butir selama masa bertelur.
Selain di
dalam tanah, belalang juga dapat meletakkan telur mereka pada tanaman (batang,
daun, atau bunga). Telur belalang akan tetap tersimpan di dalam tanah hingga
berbulan-bulan lamanya dan akan menetas saat musim panas. Induk belalang tidak
mengurus anak mereka setelah menetas.
Telur
belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini
tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya
berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan
segera muncul.
Selama masa
pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar
4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa
hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari.
Setelah
melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa
secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa
waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa
hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1
bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan
predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang
singkat akan berulang.
Belalang
adalah hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak
sempurna adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa,
dan imago (dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh
berbeda. Contoh serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah
wereng, jangkrik dan kecoa.
Sedangkan
metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang memiliki 4 tahap, yaitu telur,
nimfa, pupa, dan imago. Tahap yang membedakan metamorfosis tidak sempurna
dengan metamorfosis sempurna adalah tahap pupa (kepompong). Perbedaan lainnya
adalah tampilan fisik nimfa dan imago serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna sangat berbeda. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis
sempurna adalah kumbang, kupu-kupu, lebah, tawon, dan lalat.
Belalang
adalah hama rakus yang sangat merugikan, mereka makan mulai dari daun jati,
pisang, padi, jagung hingga tebu. 50 ekor belalang dewasa dapat menghabiskan
makanan setara dengan seekor sapi dewasa.
B.
Gejala Serangan
Ulat Grayak
Di Indonesia, ulat
grayak utama adalah Spodoptera exigua (larva
berwarna coklat kehijauan) dan S. litura (larva
berwarna coklat). Ulat grayak tinggal di bawah permukaan tanah di siang hari
dan aktif memakan tajuk tumbuhan pada malam hari. Serangannya dapat sangat
hebat sehingga dalam waktu semalam dapat menghabiskan suatu pertanaman, dan
oleh sebab itu dikenal sebagai "ulat tentara".
Ulat grayak
ini menyerang tanaman padi pada semua stadia. Serangan terjadi biasanya pada
malam hari sedangkan siang harinya larva ulat grayak bersembunyi pada pangkal
tanaman, dalam tanah atau di tempat-tempat yang tersembunyi. Seranga ulat ini
memakan helai-helai daun dimulai dari ujung daun dan tulang daun utama
ditinggalkan sehingga tinggal tanaman padi tanpa helai daun. Pada tanaman yang telah
membentuk malai, ulat grayak seringkali memotong tangkai malai, bahkan ulat
grayak ini juga menyerang padi yang sudah mulai menguning . Batang padi yang
mulai menguning itu membusuk dan mati yang akhirnya menyebabkan kegagalan
panen. Serangan saat padi menguning atau keluar malai inilah yang sangat
merugikan petani.
Ulat grayak
mempunyai sifat polyfag (makan semua tanaman) sehingga ulat grayak bukan hanya
menyerang tanaman padi, tetapi ulat grayak (Spodoptera litura)
malah lebih sering menyerang tanaman cabai, bawang merah, dan kedelai. Hama ini
dapat menyerang suatu tanaman dengan sangat cepat, bahkan dalam sehari suatu
tanaman dapat habis daunnya karena diserang oleh gerombolan ulat grayak.
Organisme pengganggu tanaman (OPT) ini menggrogoti bagian daun mulai dari tepi
hingga bagian atas atau bawahnya bahkan hingga tersisa epidermisnya saja. Jika
daun suatu tanaman rusak, maka tanaman tidak dapat fotosintesis dan tidak dapat
meningkatkan produktivitas tanaman tersebut.
Serangga
dewasa dari jenis Leucania Separata memiliki ukuran panjang bentangan sayap
depan antara 45 - 50 mm dengan warna bervariasi antara merah bata sampai
coklat. Serangga ini berumur 3 - 7 hari dan untuk seekor serangga betina ini
dapat bertelur sebanyak 80 - 230 butir.
Serangga
dewasa jenis Spodoptera litura, memiliki ukuran panjang badan 20 - 25 mm,
berumur 5 - 10 hari dan untuk seekor serangga betina jenis ini dapat bertelur
1.500 butir dalam kelompok-kelompok 300 butir. Serangga ini sangat aktif pada
malam hari, sementara pada siang hari serangga dewasa ini diam ditempat yang
gelap dan bersembunyi.
Serangga ini
memiliki telur dengan bentuk bulat. Telur dari serangga Leucania separata
susunannya diletakkan dalam 2 barisan dalam gulungan daun atau pada pangkal
daun permukaan sebelah bawah, dengan ukuran 0,5 x 0,45 mm, berwarna putih
abu-abu dan berubah menjadi kuning sebelum menetas. Sedangkan serangga
Spodoptera F susunan telurnya diletakkan dalam kelompok tiap kelompok tersusun
oleh 2 - 3 lapisan telur, dan kelompok telur tertutup oleh bulu-bulu pendek
berwarna coklat kekuningan dengan umur telur 3 - 4 hari.
Larva
Leucania separata memiliki jumlah instar 6 dengan ukuran instar 1 panjang 1,8
mm dan instar 6 panjang 30 - 35 mm berwarna hijau sampai merah jambu dan
berumur 14 - 22 hari. Pada bagian punggungnya terdapat 4 garis berwarna hitam
yang membujur sepanjang badan.
Larva
Spodoptera litura memiliki jumlah instar 5 dengan ukuran instar 1 panjang 1,0
mm dan instar 5 panjang 40 - 50 mm berwarna coklat sampai coklat kehitaman
dengan bercak-bercak kuning dan berumur 20 - 26 hari. Sepanjang badan pada kedua
sisinya masing-masing terdapat 2 garis coklat muda.
Serangga
ulat Grayak perlu diwaspadai karena pada siang hari tidak tampak dan biasanya
bersembunyi di tempat yang gelap dan didalam tanah, namun pada malam hari
melakukan serangan yang hebat dan bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen,
mungkin itulah sebabnya maka serangga ini disebut sebagai ulat grayak.
Pada lahan
sawah yang kering sering sekali terserang oleh hama ulat grayak oleh karena
itu, untuk pengendalian ulat grayak ini kondisi tanah sawah hendaknya diari dan
perlu pengamatan lebih awal agar tidak terjadi serangan yang hebat.
Pengamatan
awal dapat dilakukan dengan cara apabila ada kupu-kupu atau ngengat serta
terlihat adanya telur serangga dapat dilakukan dengan cara mekanis yaitu
menangkap kupu-kupu dengan menggunakan jaring serta membunuh telur-telur
serangga yang dijumpai.
Meskipun
umur larva atau ulat grayak ini berkisar 20 - 26 hari, namun perlu diwaspadai
karena larva atau ulat ini dapat menyerang hampir semua fase pertumbuhan tanaman
termasuk padi pada semua stadium pertumbuhan.
Setelah 20 -
26 hari ulat ini hidup dan menyerang tanaman, maka ia akan berubah menjadi
kepompong dan selanjutnya berubah jadi kupu-kupu. Kupu-kupu bertelur dan
setelah 4 - 5 hari akan menetas menjadi ulat atau larva yang akan menyerang
tanaman.
C.
Gejala Serangan
Kepik
Hemiptera
adalah ordo dari serangga yang juga dikenal sebagai kepik. Hemiptera
terdiri dari 80.000 spesies serangga seperti tonggeret, kutu daun,
anggang-anggang, walang sangit, dan lain-lain. Mereka semua memiliki ciri-ciri
khusus seperti mulut berbentuk jarum dan tidak mengalami metamorfosis sempurna.
Serangga kecil yang dikenal sebagai kepik (ladybug)
tidak termasuk dalam Hemiptera, melainkan termasuk dalam ordo Coleoptera
(kumbang) karena memiliki perbedaan dalam hal anatomi dan siklus hidupnya.
Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa yunani hemi
(setengah) dan pteron (sayap) sehingga jika diartikan secara
keseluruhan, Hemiptera berarti "yang bersayap setengah". Nama itu
diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran.
Sayap depan ini pada sebagian anggota Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya
dan menutupi sayap belakangnya yang seluruhnya tipis dan transparan, sementara
pada anggota Hemiptera lain sayapnya tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang.
Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda:
Auchenorrhyncha, Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo
penyusun Hemiptera sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam 2 ordo berbeda,
ordo Homoptera dan ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan
pada kedua sayap serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo
tersebut akhirnya dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang
terdiri dari 4 subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera memiliki anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000
spesies) di mana anggotanya umumnya adalah kepik-kepik sejati besar seperti walang sangit dan kepik
pembunuh.
Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang
berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang
berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga
lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan.
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki
penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak
besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian
kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong.
Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang
biak, namun kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa
melakukan partenogenesis (melahirkan
tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus kawin lebih
dulu.
Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di
daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran
mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di
antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari
Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota
Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air
raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup
di air asin.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang
dilakukan di laboratorium perlindungan tanaman dapat disimpulkan bahwa:
1. Gejala
serangan hama terjadi setiap saat, untuk itu cara mengantisipasi dengan metode
tehnik berupa pergiliran tanaman yang bukan inang dari hama tersebut.
2. Belalang
memiliki tipe mulut penggigit dan pengunya dengan gejala serangan daun hilang sebagian, gejala Kerusakan
daun berlubang, rusak sebagian dan tanda kerusakan terdapat bekas gigitan di
daun.
3. Ulat grayak
memiliki tipe mulut penggigit dan pengunya dengan Gejala serangan daun yang dimakan mulai dari tepi daun dan
hanya meninggalkan tulang daun dan batang, gejala kerusakan terjadi karena
larva makan bagian atas tanaman dan tanda kerusakan Serangan berat menyebabkan
tanaman gundul.
4. Kepik
memiliki tipe mulut penusuk dan pengisap dengan gejala serangan Gejala serangan bulir hampa, kosong, gejala kerusakan
hasil panen menurun dan tanda kerusakan
terdapat bulir yang kosong
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014. Laboratorium Perlindungan Tanaman. Yogyakarta.
9. https://adearisandi.wordpress.com/2012/02/28/metamorfosis-belalang/




Tidak ada komentar:
Posting Komentar