Laporan Praktikum
Mata Kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara X
“APLIKASI PESTISIDA”
Disusun oleh :
ARIFSON
YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.
Identitas
|
No
|
Identitas
|
|
Kegiatan
|
|
1
|
Matakuliah
|
:
|
Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan
|
|
2
|
Acara praktikum
|
:
|
Aplikasi pestisida
|
|
3
|
Tujuan
|
:
|
Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi pestisida
|
|
4
|
Tempat
|
:
|
Laboratorium Perlindungan Tanaman STPP Yogyakarta
|
|
5
|
Hari/tanggal
|
:
|
Kamis, 2014
|
|
6
|
Nama mahasiswa
|
:
|
Arifson Yondang
|
|
7
|
No absen/smtr
|
:
|
02/VB
|
|
8
|
Dosen/TPA
|
:
|
Dr. Rr. Siti Astuti, SP, M.Sc/ Sari Megawati
|
II.
DASAR
TEORI
Aplikasi pestisida bukan sebuah
kata yang asing bagi kita semua, terutama bagi yang bergelut dibidang
pertanian. Aplikasi pestisida merupakan suatu cara yang ditempuh untuk
mengendalikan serangan OPT (organisme pengganggu tanaman) agar tidak terjadi
kerusakan yang berlebihan sehingga target produksi dari tanaman yang
dibudidayakan akan tercapai sesuai yang di inginkan. Nah dalam aplikasi
pestisida itu sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh
efektifitas yang maksimal.
Untuk memperoleh hasil yang optimal
ada lima faktor yang mempengaruhi efikasi pestisida atau biasa dikenal 5 tepat.
1. Tepat sasaran
Meliputi
tahapan agar memperoleh sasaran yang tepat antara lain: pengamatan, pengenalan
OPT, pengenalan musuh alami hama dan peranannya, kepekaan sasaran).
2. Tepat jenis
Tepat jenis ini
mengandung pengertian jenis pestisida apa yang akan di aplikasikan, antara
lain: cara kerja; kelompok kimia; formulasi; selektifitas).
3. Tepat waktu
Kapan waktu
yang tepat untuk aplikasi pestisida, yaitu pada saat serangan hama dan penyakit
tanaman sudah mencapai ambang ekonomi atau ambang pengendalian, dalam hal ini
yang harus diperhatikan antara lain: tingkat perkembangan opt; pertimbangan
cuaca; strategi untuk menghindari/menunda kekebalan hama; post harvest
interval)
Waktu
aplikasi pestisida sesuai dengan keperluan:
a. Preventif:
aplikasi pestisida sebelum ada serangan opt
b. Kuratif:
aplikasi pestisida sesudah ada serangan opt
c. Eradikatif:
aplikasi untuk pembersihan bila ada ledakan opt
d. Aplikasi sistim
kalender: aplikasi pestisida secara berkala (misalnya seminggu sekali, dsb.),
tanpa memperhatikan keberadaan opt.
e. Aplikasi
berdasarkan ambang pengendalian/ambang ekonomi: aplikasi pestisida yang
dilakukan bila populasi hama atau intensitas serangan penyakit telah melampaui
ambang tertentu.
Waktu aplikasi pestisida berdasarkan keadaan cuaca:
a. Jangan
menyemprot saat panas terik dan kering
b. Jangan
menyemprot saat angin sangat kencang
c. Jangan
menyemprot bila hari hujan atau akan hujan
d. Penyemprotan
dilakukan bila embun pagi sudah hilang
e. Keadaan cuaca
yang ideal untuk penyemprotan tadi umumnya adalah pagi hari antara jam 6 – jam
10.30 dan sore hari antara jam 3 – 5.
4.
Tepat takaran
Berkaitan
dengan ketepatan dosis dan konsentrasi aplikasi pestisida, beberapa acuan untuk
diperhatikan adalah: hubungan dan imbangan antara dosis, konsentrasi dan volume
semprot.
Pengertian takaran aplikasi
pestisida
a.
Dosis: jumlah
pestisida yang dibutuhkan untuk pengendalian hama per satuan luas lahan (kg/ha,
liter/ha, dsb.). Dosis banyak digunakan dalam aplikasi herbisida, aplikasi
insektisida dan fungisida butiran, dsb.
b. Konsentrasi: dalam aplikasi dengan cara penyemprotan, kecuali
dosis kita masih harus mempertimbangkan konsentrasi, yakni jumlah pestisida yang
harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter; ml/liter, dsb.).
Konsentrasi banyak digunakan pada aplikasi penyemprotan insektisida dan
fungisida
Dalam penyemprotan harus dicari imbangan yang cocok
antara dosis dan konsentrasi. Imbangan tersebut dipengaruhi oleh volume
semprot.
5.
Tepat cara aplikasi
Dan yang tak
kalah pentingnya adalah ketepatan cara aplikasi yang berhubungan dengan volume
semprot; ukuran droplet; liputan; distribusi; recovery.
III. ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
Alat yang digunakan
pada praktikum ini adalah sprayer gendong, gelas ukur dan masker.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan
adalah beberapa jenis formulasi pestisida Soluble Powder (SP), Granular (G),
AS, Fumigant (F), SD, P, dan Wettable Powder (WP), dan air.
IV. CARA KERJA
Cara kerja didalam mengaplikasikan
insektisida ini sebelum melakukan penyemprotan terhadap tanaman antara lain :
hal yang pertama dilakukan menyiapkan bahan-bahan, (seperti air, air yang telah
disediakan untuk formulasi insektisida, dimana pada air ini telah ditentukan
sesuai dengan takarannya, dan air ini akan dikombinasikan bersama larutan
insektisida, hal ini dengan bertujuan untuk mengurangi efek dari penggunaan
reaksi insektisida terhadap tanaman selain itu juga menghemat (biaya) dari
pemakaian insektisida, dimana telah kita ketahui bahwa untuk bahan-bahan
larutan insektisida itu sangatlah telalu mahal, maka dari itu penggunaannya
telah diberikan sedemikian rupa. Kemudian akan dilanjutkan ke tahap selanjutnya
yaitu: menyemprotkan larutan pestisida yang telah diformulasikan, terhadap
tanaman.
V.
HASIL
|
No
|
Nama dagang dan perusahaan
|
Bahan aktif
|
Jenis
|
sasaran
|
Aplikasi
|
|
1
|
Sevin
Pt. Agricon
|
Karbaril 85 %
|
Insektisida
|
Belalang
Penggerek buah
|
Penyemprotan volume tinggi
|
|
2
|
Ridomild gold
Pt. Sygenta
|
Mefanoksan 4 %
Mahkozeb 64 %
|
Fungisida sistemik
|
Penyakit blendek
Penyakit busuk daun
Penyaikit daun
|
Penyemprotan dimulai sebelum ada
serangan pada saat tanaman kentang telah tumbuh merah. Penyemprotan 8
kali/musim
|
|
3
|
Agrept
Pt. Mastalin mandiri
|
Streptomisin sulfat 20 %
|
Bakterisida
|
Layu bakteri
|
Penyemprotan dilakukan apabila
terlihat gejala serangan disemprot sampai 5-8 kali tergantung perkembangan
penyakit dengan selang waktu 7 hari
|
|
4
|
Petrokum
Pt. Petrolumia kayaku
|
Brodifakum 0,00 5 %
|
Rodentisida
|
Tikus sawah
Tikus belukar
|
Pengumpanan dilakukan pada saat bera
hingga menjelang bunting. Umpan diletakkan dengan jarak antar umpan 5-10
meter sebanyak 1-2 blok dipematang, tanggul, irigasii tepi jalan dan tempat
lain yang diduga sebagai persembunyian tikus
|
|
5
|
Roundup
Pt. Manargo kimia
|
Isopropilamina glisofat 486 g/l
|
Herbisida
|
Alang-alang
Gulma keras
Gulma sedang
Gulma lunak
|
-
|
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
praktik yang dilakukan di Laboratorium Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Magelang, Jurusan Penyuluhan Pertanian Di Yogyakarta,
tentang aplikasi pestisida yang dilakukan di kebun praktek menggunakan 5 jenis
pestisida dengan kriteria sasaran hama, penyakit, bakteri, tikus dan gulma.
Dari praktek tersebut menunjukan bahwa metode pengendalian hama alternatif
memiliki efektivitas yang setara dengan pestisida kimia.
A. Penggunaan Pestisida
Dalam pemakaian
pestisida perlu dipahami pengertian dari istilah “penggunaan pestisida yang
benar dan bijaksana”, karena barang yang akan digunakan adalah zat beracun yang
mempunyai efek tidak saja terhadap pengguna/operator/pemakai, tetapi juga
mempunyai efek terhadap yang lain yaitu konsumen hasil pertanian, lingkungan
dan jasad hidup lain yang bukan merupakan jasad sasaran
Penggunaan pestisida yang benar adalah:
1.
Yang memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku
yaitu hanya pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian yang
boleh digunakan.
2.
Petani/pamakai memiliki pengetahuan praktis
aplikasi pestisida.
3.
Penerapannya telah dikonsultasikan dengan
petugas pertanian setempat.
Penggunaan pestisida secara bijaksana, dalam penerapan
konsepsi PHT pestisida digunakan sebagai alternative terakhir setelah
pengendalian dengan cara lain dinilai kurang efektif atau tidak dapat
diterapkan, atau dapat dilakukan secara kompatibel dengan cara pengendalian
yang lain. Oleh karena itu penggunaan pestisida harus dilakukan secara
bijaksana yang memenuhi criteria 5 (lima) tepat yaitu tepat jenis dan mutu,
tepat waktu, tepat konsentrasi, tepat dosis dan tepat cara.
Tepat
Jenis dan mutu, denan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Menggunakan pestisida yang terdaftar/diizinkan
2.
Efektif terhadap jasad sasaran, daya racun rendah,
mudah terurai, selektif
3.
Wadahnya asli dan masih baik, dengan memperhatikan
label yang lengkap
4.
Masih berlaku/tidak kadaluarsa Tepat waktu, ditentukan
dengan memperhatikan:
a.
Ambang pengendalian yang berlaku
b.
Stadia jasad sasaran yang paling peka
c.
Stadia pertumbuhan tanaman yang diaplikasi
d.
Keadaan cuaca yang memungkinkan
Tepat konsentrasi,
jasad pengganggu tanaman dapat dikendalikan secara baik dengan pestisida pada
konsentrasi cairan semprot yang dianjurkan sesuai alat aplikasi yang akan
digunakan. Konsentrasi pestisida dinyatakan dalam volume formulasi pestisida di
dalam satu liter air.
Tepat dosis,
konsentrasi yang tepat sangat berhubungan dengan dosis aplikasinya. Dosis
aplikasi dinyatakan dengan banyaknya bahan aktif pestisida yang digunakan pada
areal seluas satuan tertentu atau banyaknya cairan semprot per satuan luas
tertentu
Tepat cara, hal yang perlu diperhatikan
diantaranya adalah:
1.
Menggunakan aplikasi yang tepat sesuai bentuk
dan jenis formulasi
2.
Memperhatikan keberadaan/tempat jasad sasaran
yang dituju
3.
Cuaca terutama arah angin, agar keselamatan
operator terjamin maka penyemprotan harus dilakukan tidak berlawanan dengan
arah angin.
B. Dampak
Penggunaan Pestisida
1.
Dampak positif
a.
Dapat diaplikasikan dengan mudah
b.
Dapat diaplikasikan hampir di setiap
waktu dan setiap tempat.
c.
Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu
singkat
d.
Dapat diaplikasikan dalam areal yang
luas dalam waktu singkat
e.
Mudah diperoleh dan memberikan
keuntungan ekonomi terutama jangka pendek.
2.
Dampak Negatif Pestisida
a.
Keracunan pestisida
b.
Keracunan terhadap ternak dan hewan
peliharaan.
c.
Keracunan pada ikan dan biota
lainnya.
d.
Keracunan terhadap satwa liar.
e.
Keracunan terhadap makanan.
f.
Kematian musuh alami organisme
pengganggu
g.
Kenaikan populasi pengganggu
h.
Dapat menyebabkan timbulnya
resistensi
i.
Residu
j.
Pencemaran Lingkungan
k.
Menghambat Perdagangan
C. Metode Aplikasi
1.
Penyemprotan (spraying) Merupakan
metode yang paling banyak digunakan. Biasanya digunakan 100-200 liter enceran
insektisida perhektar. Paling banyak adalah 1000 liter/ha sedang paling kedl 1
liter/ha seperti dalam ULV.
2.
Penaburan, biasanya untuk pestisida
yang siap pakai.
3.
Penuangan atau penyiraman (pour on)
misalnya untuk membunuh sarang (koloni) semut, rayap, serangga tanah di
persemaian dsb.
4.
Injeksi batang : dengan insektisida
sistemik bagi hama batang, daun, penggerek
5.
Dipping: perendaman atau pencelupan
seperti untuk biji atau benih, kayu.
6.
Fumigasi: penguapan, misalnya pada
hama gudang atau hama kayu.
7.
Impregnasi : metode dengan tekanan
(pressure) misalnya dalam pengawetan kayu.
VII.
KESIMPULAN
Penggunaan pestisida ditujukan bukan
untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititik beratkan untuk
mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi
atau ambang kendali. Berbagai jenis pestisida sudah digunakan di hampir setiap
lahan pertanian, seperti : Decis 25 EC,
Curacron 500 EC, Furadan 3G, Antracol 70 WP, Daconil 75 WP, Ridomil Gold MZ 4/64 WG, Petrogenol 800 L, Bubur
California, Benlate 50 WP, dan lain sebagainya. Namun sekarang ini banyak
pemahaman yang salah tentang penggunaan dosis dari pestisida ini. Para petani
tidak mengindahkan anjuran pemakaian yang telah diterapkan oleh pemerintah.
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014.
Laboratorium Perlindungan Tanaman.
Yogyakarta.
2.
http://seratlontar.blogspot.com/2014/02/Rahasia-Teknik-Aplikasi-Pestisida-Dengan-5-Tepat.html
3.
ayuindahblogs.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-pestisida-dan-teknik.html
4.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida
5.
http://agrogreenland.blogspot.com/2013/05/pestisida-pengertian-jenis-dan-dampaknya.html
6.
http://wahanapertanian.blogspot.com/2013/08/teknik-aplikasi-pestisida.html
7.
http://ekowahyudisp.blogspot.com/2013/12/pengenalan-formulasi-dan-alat-aplikasi.html
8.
http://gunawanagricultur.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum.html
9.
https://sitimariyam626.wordpress.com/2013/06/26/laporan-praktikum-dasar-dasar-perlindungan-tanaman-mengenal-pestisida-dan-aplikasinya/

Tidak ada komentar:
Posting Komentar