Laporan
Praktikum
Mata Kuliah
PENGENDALIAN
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara I
“PENGAMATAN
AGROEKOSISTEM”
Disusun oleh :
Nirem:05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN
PERTANIAN
BADAN
PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
PERTANIAN
SEKOLAH
TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN
PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.
Identitas
|
No
|
Identitas
|
|
Kegiatan
|
|
1
|
Matakuliah
|
:
|
Pengendalian
Organisme Penganggu Tumbuhan
|
|
2
|
Acara
praktikum
|
:
|
Pengamatan
agroekosistem
|
|
3
|
Tujuan
|
:
|
Mengetahui
hubungan interaksi antar ekosistem setempat
|
|
4
|
Tempat
|
:
|
Kebun Praktek
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
|
|
5
|
Hari/tanggal
|
:
|
Kamis, 25
September 2014
|
|
6
|
Nama mahasiswa
|
:
|
Arifson
Yondang
|
|
7
|
No absen/smtr
|
:
|
02/VB
|
|
8
|
Dosen/TPA
|
:
|
Ir. Heryanto. Ms/ Sari Megawati
|
II.
DASAR TEORI
A. Pendahuluan
Pertambahan penduduk yang pesat menimbukan
banyak masalah khususnya kebutuhan pangan yang mendesak untuk dicukupi, dan
komoditas ini sangat tergantung pada kemampuan sumber daya alam. Tuntutas
kebutuhan pangan meliputi kuatitas dan mengekploitasi sumber daya alam terus-menerus,
keadaan demikian sangat membahayakan jika tidak diikuti pemeliharaan untuk
kelestariannya.
Untuk memperoleh hasil pertanian guna mencukupi
kebutuhan hidup manusia cenderung menggeser kesimbangan alam yang stabil seperti
membudidayakan tanaman dengan varietas sefenis dalam skla luas sehingga terjadi
homogenisitas yang tinggi, disamping itu diikuti dengna mesukan senyawa kimia
seperti pupuk, pestisida. Usaha budidaya dengan cara demikian memberi tekanan
seleksi yang sangat kuat kepada lingkungan sehingga mempercepat kerusakan alam.
Kemampuan produktivitas tanaman sangan
tergantung daya dukung sumber daya alam, bagai peristiwa seperti tumbulnya
ledakan serangan organisme pengganggu tanama (OPT), kebanjiran, kekeringan
sebagai akibat labilnya komponem penyususnan keseimbangan alam.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya kelestarian longkungan dengan memnuhi kebutuhan bahan pangan
yang berkwalitas serta aman yerhadap kesehatan, maka diperlukan kearifan dalam
teknik budidaya tanaman.
B.
Agroekosistem
Pengertian agorekosistem sangat erat kaitannya
dengan ekologi yang meberi dasar pengertian untuk mempelajari ilmu timbal balik
antar organisme atau kelompok organismedengan lingkungannya, sedang sistem
adalah suatu gejala saling pengaruh mempengaruhi atau interaksi atau saling
ketergantungan antar komponem bagian secara teratur secara terus menerus
sehingga membentuk satu kesatuan yang menyeluruh.
Suatu sistem alam terdiri dari bagian hidup dan
bagian tidak hidup, dalam wujud masyarakat organisme (mahluk hidup) dan
lingkungan tdak hidup dan saling berinteraksi bekerja sama membentuk suatu
sistem yang disebut ekosistem, sebagai contoh adalah hutan belantara, samudra,
gurun pasir dan savana.
Agorekosistem bukan merupakan sistem yang dapat
berdiri sendiri, tetapi tersusun dari banyak komponem yang dapat dikelompokan
menjadi :
1.
Komponem
anorganik, yakni komponem yang tersusun dari unsur kimia dan merupakan materi
hidup seperti Carbon (C), Nitrogen (N), udara dan air.
2.
Komponem
fisik, yakni komponem yang berpengaruh secara fisika seperti sinar matahari,
suhu, kelembaban udar, angin, curah hujan dan unsur lain yang sangat
mempengaruhi keadaan iklim atau cuaca.
3.
Komponem
organik, yakni berasal dari sintesis unsur anorganik seperti protein lemak, ninyak
pati yang merupakan penghubung dan kerangka faktor biotik dan abiotik.
4.
Kelompok
produsen yakni kelompok organisme penghasil makanan seperti tumbuh-tumbuhan
yang mensintensis unsur anorganik menjadi bahan organik.
5.
Kelompok
konsumen yakni pemakai bahan yang dihasilkan oleh produsen seperti hewan atau
kelompok yang mampu mencerna bahan organik.
6.
Kelompok
perombak yakni penghancur atau pengurai senyawa kimia kompleks mejadi sederhana
dari mahluk yang mati, sehingga sangat bermanfaat untuk produsen, kelompok ini
umumnya berupa mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
C.
Ciri Agroekosistem
Kemponem agorekosistem sangat bervariasi saling
berinteraksi dan tergantung sehingga memberi bentuk tersendiri karena tiap
agroekosistem ditentukan banyak komponem penyusun dari hasil interaksinya.
1.
Stabilitas
Agroekosistem merupakan suatu ekosistem buatan
sehingga tidak dapat berdiri sendiri secara terus menrus, untuk dapat berfungsi
harus dibantu oleh campur tangan manusia dan diperukan masukan energi dari
luar. Dengan demikian bersifat labil dibanding ekosistem alam, pengertian
stabilitas relative karena suatu ekosistem akan selalu berubah dari suatu
kestabilan dan kestabilan yang lain.
2.
Deversitas
(Keanekaragaman)
Penyusunan ekosistem terdiri banyak komponem dan
beragam, ekosistem yang memiliki keragaman komponem yang besar merupakan
ekosistem yang stabil. Pada agroekosistem kebanyakan memiliki keragaman yang
rendah dan mengarah keseragaman (homogen) dilihat dari spesies varietas dan
genetisnya sehingga tidak dalam faktor yang optimum keseimbangannya, sehingga
ekosistemnya tidak mantap.
3.
Produktifitas
Hasil yang diperoleh dari budidaya tanaman
adalah bahan organik yang terbentuk dari proses fotosintesis, yang dipengaruhi
tehnik budidaya dan masukan energi, makin tinggi energi yang digunakan akan
makin tinggi produktivitasnya sampai pada titik jenuh yaitu ketidak seimbangan
antar masukan dan keluaran energi.
4.
Daya
lenting
Daya lenting merupakan kemampuan suatu ekosistem
untuk memelihara dirinya dalam keadaan sehat terhadap pengaruh gangguan dari
luar. Derajat daya lenting merupakan ukuran kemampuan sistem untuk dapat sehat
kembali dari gangguan, dengan demikian menjadi ukuran dapat atau tidaknya
produktifitas sistem tersebut bertopang secara berkelanjutan.
III.
ALAT DAN BAHAN
1.
Lup
2.
Alat tulis:
kertas dan pensil
IV.
CARA KERJA
1.
Pengamatan
langsung dilapangan
2.
Mengidentifikasi
agroekosistem yang terjadi
3.
Mendiskusikan
agroekosistem yang terlihat
4.
Penulisan
hasil yang diamati.
V.
HASIL
A. Ekosistem
yang Diamati
|
No
|
Ekosistem
|
Gambar
|
|
1
|
Kebun terung
|
|
|
2
|
Kebun cabe
|
|
|
3
|
Kebun jagung
|
|
|
4
|
Kebun buah
naga
|
|
|
5
|
Kebun pepaya
|
|
B.
Lokus yang Diidentifikasi
1.
Lingkungan
a.
Tanah
b.
Air
c.
Intensitas
cahaya
d.
Suhu
2.
Manusia
-
3.
Tanaman
a.
Terung
b.
Cabe
c.
Jagung
d.
Buah naga
e.
Pepaya
4.
Organisme
pengganggu tanaman
|
No
|
Organisme pengganggu tanaman
|
Gambar
|
|
|
1
|
Serangga
|
|
|
|
|
a.
|
Lalat buah
|
|
|
|
b.
|
Kupu-kupu
|
|
|
|
c.
|
Kutu kebul
|
|
|
|
d.
|
Rayap
|
|
|
|
e.
|
Walang sangit
|
|
|
|
f.
|
Belalang
|
|
|
|
g.
|
Semut
|
|
|
2
|
Gulma
|
|
|
|
|
a.
|
Teki
|
|
|
|
b.
|
Rumput daun
lebar
|
|
|
|
c.
|
Rumput daun
sempit
|
|
5.
Musuh alami
|
No
|
Musuh alami
|
Gambar
|
|
1
|
Tabuhan
|
|
|
|
Laba-Laba
|
|
|
|
Kepik
|
|
|
|
Lebah madu
|
|
|
|
Capung
|
|
VI.
PEMBAHASAN
Manusia membudidayakan tanaman dengan lingkungan
yang sesuai untuk tanaman, seperti mengolah buah, irigasi dan pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan.
Dengan adanya tanaman budidaya, menarik OPT
untuk berkembang, OPT menarik mush alami sehingga terbentuk pemutusan rantai
makanan yang saling berkaitan membentuk jaring-jaring makanan sehingga
terbentuklan ekosistem.
Sistem
kehidupan yang mencerminkan adanya penampilan populasi dari spsies yang
berbeda, sehingga perubahan sistem kehifupan akan berpengaruh pada kehidupan
organisme pengganggu tanaman dan musuh alami.
VII.
KESIMPULAN
Hasil identifikasi yang dilakukan dilahan
sekolah tinggi penyluhan pertanian di yogyakarta merupakan salah satu contoh
untuk mengamati agroekosistem yang akan diamati. Dari hasil pengamatan tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam setiap agorekosistem terdapat berbagai
jenis ekosistem, mulai dari yang kecil (tidak dapat terlihat mata telanjang)
sampai pada yang besar.
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
Hurutaji,
H. 2008. Prinsip-prinsip dasar pengolahan jasad pengganggu tanaman, universtas
brawijaya malang, hal 19.
Mangudiharjo,
S 2006 perananm gulma dalam pengendalian hama secara hayati. Fakultas
pertanian, UGM yogyakarta, hal 9
Untung,
K 2006.penggunaan oestisida dan pengelolaan ekosistem pertanian, UGM.
Yogyakarta,hal 10.


















Tidak ada komentar:
Posting Komentar