.post-body img { width: 30px!important; height: 15!important; }

Minggu, 25 Januari 2015

Gejala Dan Tanda Penyakit





Laporan Praktikum
Mata Kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara III
“GEJALA DAN TANDA PENYAKIT”

Disusun oleh :
ARIFSON YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM  PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015

I.            Identitas
No
Identitas

Kegiatan
1
Matakuliah
:
Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan
2
Acara praktikum
:
Gejala dan tanda penyakit tumbuhan
3
Tujuan
:
Mahasiswa dapat mengetahui  gejala dan tanda penyakit
4
Tempat
:
Laboratorium Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
5
Hari/tanggal
:
Kamis,  2014
6
Nama mahasiswa
:
Arifson Yondang
7
No absen/smtr
:
02/VB
8
Dosen/TPA
:
Ir. Heryanto. Ms/ Sari Megawati

II.         DASAR TEORI
Ilmu yang mempelajari tentang gejala (symptom) penyakit pada tumbuhan adalah simptomatologi. Pada umumnya tumbuhan yang sakit akan menunjukkan gejala yang khas dan dengan mudah gejala tersebut dapat dilihat dengan mata tanpa alat bantu. Yang dimaksud gejala penyakit yaitu kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal yang ditunjukkan oleh tanaman sebagai akibat dari adanya gangguan penyebab penyakitnya, apakah disebabkan oleh mikoorganisme patogenik, virus ataukah oleh penyebab penyakit abiotik segingga akan lebih memeudahkan dalam langkah – langkah yang tepat untuk melakukan usaha – usaha pengendalian penyakit. Kadang – kadang terdapat gejala yang sama pada dua tumbuhan yang berbeda bahkan terjadi gejala yang saling menutupi pada tumbuhan inang yang sama sehingga akan sulit menentukan penyebab penyakitnya.
Dengan demikian, sering kali tidak cukup hanya memperhatikan gejala saja dalam mendiagnosis penyakit secara cepat dan tepat. Apabila kemampuan sel-sel tumbuhan untuk melakukan fungsi-fungsi fisiologisnya diganggu oleh patogen atau faktor lingkungan tertentu, maka salah satu atau beberapa dari fungsi fisiologisnya tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya sehingga terjadi penyimpangan dari keadaan normal yaitu terjadi penyimpangan proses fisiologi tanaman dan dapat dikatakan tanaman tersebut berpenyakit karena tampilan atau penampakannya abnormal.
Gejala penyakit berhubungan erat dengan tanda penyakit. Tanda penyakit adalah semua struktur pathogen yang terdapat pada permukaan tanaman yang dapat dilihat secara makroskopis dan struktur tersebut berasosiasi dengan tanaman yang sakit. Untuk mendiagnosis penyakit secara cepat dan tepat, tidak hanya melihat dari gejala penyakit, tetapi juga melihat dari tanda penyakitnya. Sehingga dapat dengan mudah menanggulanginya.
Berdasarkan sifatnya, ada dua tipe gejala: a). Gejala lokal, yaitu gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak  atau kanker. Gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar). b). Gejala sistemik, yaitu kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu. Gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil). (Fahmi, 2012).

III.      ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
a.       Mikroskop
b.      Lup,
c.       Obyek glass
d.      Cover glass
e.       Silet
2.      Bahan
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu:
a.       Bagian tanaman yang bergejala
b.      Alkohol
c.       Aquades
d.      Kapas
e.       Kertas tisu

IV.       CARA KERJA
1.      Mengamati gejala penyakit, kemudian menyebutkan ciri-ciri atau penampakkan fisiologis dari gejala tersebut.
2.      Mengamati secara mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan tanda yang tampak.
3.      Digambarkan daun yang terkena gejala serangan
4.      Dicatat jenis penyakit daun tersebut

V.          HASIL
Dari hasil pengamatan mengenal gejala penyakit tanaman di Laboratorium Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanaian (STPP) di Yogyakarta dapat dilihat seperti dibawah ini:
A.     Sampel Satu
1.      Nama bagian tanaman yang diamati        : Lidah Mertua
2.      Gejala Yang Diamati                        : Busuk Kering
3.      Tipe Gejala                                       : Nekrosis
4.      Nama Penyakit                                : Bercak Daun
5.      Penyebab Penyakit                         : Cendawan
6.      Gambar:

B.     Sampel Dua
1.      Nama bagian tanaman yang diamati        : Asoka
2.      Gejala Yang Diamati                        : Coklat, Kehitaman ditengah daun
3.      Tipe Gejala                                       : Nekrosis dan hipoplasia
4.      Nama Penyakit                                : Bercak Daun  dan klorosis
5.      Penyebab Penyakit                         : Cendawan
6.      Gambar:

VI.       PEMBAHASAN
A.     Sampel 1
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan di Laboratorium Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertaninan (STPP) di Yogyakarta, pada sampel 1 dengan jenis tanaman lidah mertua terdapat gejala penyakit yang diamati. Gejala tersebut berupa buduk kering dengan tipe gejala nekrois menyebar dai pinggir daun ketengah daun. Gejala ini disebabkan oleh cendawan sehingga daun-daun yang terdiri sel-sel yang rusak dan mati. Nama penyakit dengan gejala tersebut yaitu bercak daun, selain sel-sel daun rusak dan mati, tanaman terserang bercak daun mempunyai warna yang berbeda dengan sekitarnya, umumnya berwarna coklat atau hitam yang lama-kelamaan akan berubah menjadi abu-abu keputihan. Bentuk bercak bermacam-macam, dapat berupa bintik, bulat lonjong, garis, blur, dan lainnya. Pada penyakit-penyakit tertentu, bercak daun dapat berupa lingkaran-lingkaran yang berselang-seling dengan warna terang dan gelap.

B.     Sampel 2
Sampel 2 tanaman yang diamati yaitu asoka. Bercak daun yaitu leison setempat pada daun-daun terdiri dari sel-sel yang rusak dan mati, sehingga warnanya berbeda dengan sekitarnya. Bercak coklat tua dipermukaan daun. Bagian bercak menjadi coklat tua dikelilingi halo berwarna jingga kekuningan. Panyakit ini dapat menhambat pertumbuhan bibit tetapi tidak mematikan bibit. Bila cuaca lembab bercak coklat berubah manjadi bintik-bintik kelabu. Bila dibiarkan lama-kelamaan akan menjadi lubang yang dapat dimasuki organisme lain. Gejala klorosis adalah tidak terbentuknya klorofil atau kurang berkembangnya klorofil, shingga tumbuhan atau daun berwarna kuning yang terdiri atas warna campuran hijau, hijau muda atau kuning.

VII.    KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan dapat diambil kesimpulan:
1.      Untuk mendiagnosa suatu penyakit tumbuhan tidak cukup dengan hanya memperlihatkan gejala penyakit saja, akan tetapi juga perlu mengetahui dan memahami juga tanda penyakitnya.
2.      Dengan mengetahui tipe gejala dan tanda penyakit akan lebih memudahkan dalam pengambilan langkah-langkah yang tepat untuk melakukan usah-usaha pengendalian penyakit.
3.      Tanaman bisa diaktakan sehat apabula tampilan atau penampakan dari tanaman tersebut normal dan dapat menjalankan fungsi fisiologisnya denganlancar seuai dengan potensi genetiknya.
4.      Tanaman yang tidak dapat menjalankan fungsi fisiologisnya secara normal terdapat penampakan yang ridak normal bisa dikatakan sebagai tanaman abnormal.

VIII. DAFTAR PUSTAKA
1.      Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014. Laboratorium Perlindungan  Tanaman. Yogyakarta.
2.      Agrios, G. N. 1996. Ilmu penyakit tumbuhan. Gajah mada university press: yogyakarta.
3.      http://sitimariyam626.wordpress.com/2013/06/22/mengenal-gejala-penyakit-dan-tanda-pada-tanaman/
4.      http://annisarachmawati19.blogspot.com/2013/09/pengenalan-gejala-dan-tanda-tanaman.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar