Laporan Praktikum
Mata Kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara IV
“INOKULASI ORGAN TANAMAN SAKIT”
Disusun oleh :
ARIFSON
YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.
Identitas
|
No
|
Identitas
|
|
Kegiatan
|
|
1
|
Matakuliah
|
:
|
Pengendalian
Organisme Penganggu Tumbuhan
|
|
2
|
Acara
praktikum
|
:
|
Inokulasi
organ tanaman sakit
|
|
3
|
Tujuan
|
:
|
Mengetahui
cara inokulasi mikroorganisme dan inkubasi
|
|
4
|
Tempat
|
:
|
Laboratorium
Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
|
|
5
|
Hari/tanggal
|
:
|
Kamis, 2014
|
|
6
|
Nama
mahasiswa
|
:
|
Arifson
Yondang
|
|
7
|
No
absen/smtr
|
:
|
02/VB
|
|
8
|
Dosen/TPA
|
:
|
Ir. Heryanto. Ms/ Sari Megawati
|
II.
DASAR TEORI
Inokulasi Penanaman bakteri atau biasa
disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan
agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal
ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Ada beberapa
tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri
(inokulasi) yaitu :
A. Menyiapkan
ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih
dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau
percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi
dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak
tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet
(Pelczar, 1986).
B. Pemindahan
dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air
minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan
oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
C. Pemindahan
dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina
atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya
1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan
sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin
kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
Inkubasi merupakan suatu teknik
perlakuan bagi mikroorganisme yang telah diinokulasikan pada madia (padat atau
cair), kemudian di simpan pada suhu tertentu untuk dapat melihat
pertumbuhannya. Bila suhu inkubasi tidak sesuai dengan yang diperlukan,
biasanya mikroorganisme tidak dapat tumbuh dengan baik. Media inkubasi
digolongkan menjadi 2 jenis :
1.
Pada lemari
biasa atau suhu kamar,
2.
Pada
incubator yang suhunya dapat di tentukan
Proses ini bertujuan agar kita dapat melihat
pertumbuhan atau perkembangbiakan pada mikroorganisme.
D. Destruksi
Destruksi merupakan proses pemusnahan
pada hasil pekerjaan mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme sebelum
dilakukan pencucian. Proses destruksi ini penting untuk dilakukan, hal ini
bertujuan untuk membersihkan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat alat
yang telah digunakan pada saat percobaan. Karena kita tidak dapat memastikan
bahwa alat alat itu bersih sebelum di destruksi, bisa saja terdapat bakteri
atau mikroorganisme yang dapat membahayakan diri kita. Proses ini umumnya di
lakukan dengan memasukkan semua wadah atau alat hasil percobaan (yang sudah d
kontakan dengan mikroorganisme) ke dalam autoklaf, kemudian di aktifkan pada
suhu 121 derajat celcius selama 30 menit. Bila telah selesai, wadah yang
mengandung media dan mikroba hasil percobaan (yang telah cair) dapat di buang
ke pembuangan umum, kemudian alat dicuci bersih dengan air sabun.
III. ALAT DAN
BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
1.
Cawan petri
2.
Erlenmeyer
3.
Beker glass
4.
Kompor listrik
5.
Panci
6.
Spatula
7.
Autoclave
8.
LAFC (Laminar Air Flow Conditioner)
9.
Pinset
10. Jarum ose
11. Sprayer
12. Bunsen
13. Botol media
14. Pisau
15. Preparat
16. Cover glass
17. Mikroskop
18. Kamera
19. Alat tulis.
B. Bahan
Bahan yang
digunakan yaitu:
1.
Lidah mertua
2.
Alkohol 70%
3.
Spiritus
4.
Aquades
steril
5.
Media
PDA (Potato Dextrose Agar)
6.
Tisu steril
7.
Kertas saring
IV. CARA KERJA
1.
Timbang medium sesuai dengan anjuran pakai, kemudian homogenkan lalu
sterilkan dalam autoclave dalam waktu 20 menit dengan suhu 121 ºC.
2.
Dalam waktu yang sama, buat larutan NaCl Fisiologis sebanyak 150 ml. Pipet
sebanyak 10 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi kemudian tutut dengan kapas
dan sterilkan.
3.
Sterilkan jarum ose di atas bunsen sampai merah bata, lalu dinginkan. Ambil
bagian tanaman yang sakit dengan menggunakan jarum ose lalau masukkan ke dalam
tabung reaksi yang berisi larutan fisiologis steril. homogenkan dengan alat
vortek selama 30 detik dua kali.
4.
Secara aseptik, ambil larutan NaCl fisiologis 0,5 mL yang telah mengandung
mikroba penyebab penyakit, kemudian masukkan ke dalam cawan petridish yang
telah mengandung medium agar.
5.
Sebarkan spesimen tersebut menggunakan batang kaca penyebar. Kemudian
inkubasi pada suhu 37 0C selama 48 - 72 jam dalam
incubator dalam keadaan terbalik.
6.
Amati mikroba yang tumbuh di atas media secara makroskopis, berdasarkan
bentuk koloni, permukaan koloni dilihat dari samping, tepi koloni dilihat dari
atas dan warna koloni.
V.
HASIL
Hasil praktikum Inokulasi organ tanaman sakit
yang dilakukan di Laboratorium Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian Magelang, Jurusan Penyuluhan Pertanian Di Yogyakarta, dapat dilihat
seperti gambar berikut :
VI. PEMBAHASAN
A. Penuangan Media
Media yang telah dibuat dipanaskan sampai
cair. Sementara dipanaskan siapkan 2 cawan petri dan masing-masing cawan petri
di isi 15 ml dedia PDA. Pipet menggunakan pipet volume 20 ml. Pada cawan putar
sekalis saja dan jangan diganggu atau digoncang agar tidak terjadi gumpalan.
Setelah memadat, media siap digores, lebih baik diamkan sampai dingin pada suhu
kamar.
B. Inokulasi Mikroorganisme
Inokulasi masing-masing 1 isolat
mikroorganisme yang telah disediakan yaitu tanaman yang sakit. Cara mekalukan
inokulasi yaitu dengan cara menggores Pda kemudian memasukkan jamut dari
tanaman sakit yang telah ditumbuhi jamur saat penanaman tanaman sakit. Setiap
selesai melakukan inokulasi satu galur mikroorganisme, kawat ose harus
diflambir (dibakar sempurna sampai membara) untuk menfhindari kotaminasi. Galur
kapang lebih baik di inokulasi akhir untuk mengindari penyebaran spora yang
tidak diinginkan.
C. Inkubasi Hasil
Inokulasi
Semua cawan dan tabung pada suhu yang optimum
dan waktu yang tepat untuk pertumbuhan mikroorganisme yang diinokulasi. Berdasarkan
hasil praktikum yang dilakukan di Laboratorium Perlindungan Tanaman di Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, Jurusan Penyuluhan Pertanian di
Yogyakarta, pada percobaan terhadap media pertumbuhan Potato Dextrose Agar
(PDA) terdapat spora. Bentuk spora yang tumbuh dan timbul pada permukaan media
menyerupai serat berwarna putih.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
dari menginokulasi gejala penyakit pada tanaman lidah mertua dapat disimpulkan
yaitu: tidak semua jenis PDA (Potato Dextrose Agar) dapat menumbuhkan jamur
murni, sehingga diperlukan perlakuan yang lebih teliti. Dari praktikum tersebut
setelah melakukan inokulasi yang dipindahkan kepetri lain maka tumbuh spora
yang muncul dipermukaan media dengan warna putih.
VIII. DAFTAR
PUSTAKA
1.
Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014. Laboratorium Perlindungan Tanaman. Yogyakarta.
2.
http://lutfiarifin.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-ddpt.html
3.
Ferdias, S.,
1992. Mikrobia pangan. Djambatan, Jakarta


Tidak ada komentar:
Posting Komentar