.post-body img { width: 30px!important; height: 15!important; }

Minggu, 25 Januari 2015

Inokulai Organ Tanaman Sakit





Laporan Praktikum
Mata Kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara IV
“INOKULASI ORGAN TANAMAN SAKIT”



Disusun oleh :
ARIFSON YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM  PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015


I.            Identitas
No
Identitas

Kegiatan
1
Matakuliah
:
Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan
2
Acara praktikum
:
Inokulasi organ tanaman sakit
3
Tujuan
:
Mengetahui cara inokulasi mikroorganisme dan inkubasi
4
Tempat
:
Laboratorium Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
5
Hari/tanggal
:
Kamis,  2014
6
Nama mahasiswa
:
Arifson Yondang
7
No absen/smtr
:
02/VB
8
Dosen/TPA
:
Ir. Heryanto. Ms/ Sari Megawati

II.         DASAR TEORI
Inokulasi Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi (Dwijoseputro, 1998). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
A.     Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelczar, 1986).
B.     Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).

C.      Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
Inkubasi merupakan suatu  teknik perlakuan bagi mikroorganisme yang telah diinokulasikan pada madia (padat atau cair), kemudian di simpan pada suhu tertentu untuk dapat melihat pertumbuhannya. Bila suhu inkubasi tidak sesuai dengan yang diperlukan, biasanya mikroorganisme tidak dapat tumbuh dengan baik. Media inkubasi digolongkan menjadi 2 jenis :
1.      Pada lemari biasa atau suhu kamar,
2.      Pada incubator yang suhunya dapat di tentukan
Proses ini bertujuan agar kita dapat melihat pertumbuhan atau perkembangbiakan pada mikroorganisme.

D.     Destruksi
Destruksi merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan mikrobiologi yang telah mengandung mikroorganisme sebelum dilakukan pencucian. Proses destruksi ini penting untuk dilakukan, hal ini bertujuan untuk membersihkan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat alat yang telah digunakan pada saat percobaan. Karena kita tidak dapat memastikan bahwa alat alat itu bersih sebelum di destruksi, bisa saja terdapat bakteri atau mikroorganisme yang dapat membahayakan diri kita. Proses ini umumnya di lakukan dengan memasukkan semua wadah atau alat hasil percobaan (yang sudah d kontakan dengan mikroorganisme) ke dalam autoklaf, kemudian di aktifkan pada suhu 121 derajat celcius selama 30 menit. Bila telah selesai, wadah yang mengandung media dan mikroba hasil percobaan (yang telah cair) dapat di buang ke pembuangan umum, kemudian alat dicuci bersih dengan air sabun.

III.      ALAT DAN BAHAN
A.     Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1.      Cawan petri
2.      Erlenmeyer
3.      Beker glass
4.      Kompor listrik
5.      Panci
6.      Spatula
7.      Autoclave
8.      LAFC (Laminar Air Flow Conditioner)
9.      Pinset
10.  Jarum ose
11.  Sprayer
12.  Bunsen
13.  Botol media
14.  Pisau
15.  Preparat
16.  Cover glass
17.  Mikroskop
18.  Kamera
19.  Alat tulis.

B.     Bahan
Bahan yang  digunakan  yaitu:
1.      Lidah mertua
2.      Alkohol 70%
3.      Spiritus
4.      Aquades  steril
5.      Media   PDA (Potato Dextrose Agar)
6.      Tisu steril
7.      Kertas saring

IV.       CARA KERJA
1.      Timbang medium sesuai dengan anjuran pakai, kemudian homogenkan lalu sterilkan dalam autoclave dalam waktu 20 menit dengan suhu 121 ºC.
2.      Dalam waktu yang sama, buat larutan NaCl Fisiologis sebanyak 150 ml. Pipet sebanyak 10 mL dan masukkan ke dalam tabung reaksi kemudian tutut dengan kapas dan sterilkan.
3.      Sterilkan jarum ose di atas bunsen sampai merah bata, lalu dinginkan. Ambil bagian tanaman yang sakit dengan menggunakan jarum ose lalau masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan fisiologis steril. homogenkan dengan alat vortek selama 30 detik dua kali.
4.      Secara aseptik, ambil larutan NaCl fisiologis 0,5 mL yang telah mengandung mikroba penyebab penyakit, kemudian masukkan ke dalam cawan petridish yang telah mengandung medium agar.
5.      Sebarkan spesimen tersebut menggunakan batang kaca penyebar. Kemudian inkubasi pada suhu 37 0C selama 48 - 72 jam dalam incubator dalam keadaan terbalik.
6.      Amati mikroba yang tumbuh di atas media secara makroskopis, berdasarkan bentuk koloni, permukaan koloni dilihat dari samping, tepi koloni dilihat dari atas dan warna koloni.

V.          HASIL
Hasil praktikum Inokulasi organ tanaman sakit yang dilakukan di Laboratorium Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, Jurusan Penyuluhan Pertanian Di Yogyakarta, dapat dilihat seperti gambar berikut :


VI.       PEMBAHASAN
A.     Penuangan Media
Media yang telah dibuat dipanaskan sampai cair. Sementara dipanaskan siapkan 2 cawan petri dan masing-masing cawan petri di isi 15 ml dedia PDA. Pipet menggunakan pipet volume 20 ml. Pada cawan putar sekalis saja dan jangan diganggu atau digoncang agar tidak terjadi gumpalan. Setelah memadat, media siap digores, lebih baik diamkan sampai dingin pada suhu kamar.

B.     Inokulasi Mikroorganisme
Inokulasi masing-masing 1 isolat mikroorganisme yang telah disediakan yaitu tanaman yang sakit. Cara mekalukan inokulasi yaitu dengan cara menggores Pda kemudian memasukkan jamut dari tanaman sakit yang telah ditumbuhi jamur saat penanaman tanaman sakit. Setiap selesai melakukan inokulasi satu galur mikroorganisme, kawat ose harus diflambir (dibakar sempurna sampai membara) untuk menfhindari kotaminasi. Galur kapang lebih baik di inokulasi akhir untuk mengindari penyebaran spora yang tidak diinginkan.

C.      Inkubasi Hasil Inokulasi
Semua cawan dan tabung pada suhu yang optimum dan waktu yang tepat untuk pertumbuhan mikroorganisme yang diinokulasi. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan di Laboratorium Perlindungan Tanaman di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, Jurusan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta, pada percobaan terhadap media pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA) terdapat spora. Bentuk spora yang tumbuh dan timbul pada permukaan media menyerupai serat berwarna putih.
 
VII.    KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dari menginokulasi gejala penyakit pada tanaman lidah mertua dapat disimpulkan yaitu: tidak semua jenis PDA (Potato Dextrose Agar) dapat menumbuhkan jamur murni, sehingga diperlukan perlakuan yang lebih teliti. Dari praktikum tersebut setelah melakukan inokulasi yang dipindahkan kepetri lain maka tumbuh spora yang muncul dipermukaan media dengan warna putih.

VIII. DAFTAR PUSTAKA
1.      Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014. Laboratorium Perlindungan  Tanaman. Yogyakarta.
2.      http://lutfiarifin.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-ddpt.html
3.      Ferdias, S., 1992. Mikrobia pangan. Djambatan, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar