Laporan Praktikum
Mata Kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara
VI
“PATOGENISITAS JAMUR METAHRIZIUM ANISOPLIAE
TERHADAP LARVA ORYCTES RHINOCEROS”
Disusun oleh :
ARIFSON
YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.
Identitas
|
No
|
Identitas
|
|
Kegiatan
|
|
1
|
Matakuliah
|
:
|
Pengendalian
Organisme Penganggu Tumbuhan
|
|
2
|
Acara
praktikum
|
:
|
Patogenisitas
jamur metarhizium Anisoploae terhadap orytes rhinoceros
|
|
3
|
Tujuan
|
:
|
Mahasiswa
dapat mengetahui jamur yang dapat mematikan serangga yang menyerang kelapa.
|
|
4
|
Tempat
|
:
|
Laboratorium
Perlindungan Tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian
|
|
5
|
Hari/tanggal
|
:
|
Kamis, 2014
|
|
6
|
Nama
mahasiswa
|
:
|
Arifson
Yondang
|
|
7
|
No
absen/smtr
|
:
|
02/VB
|
|
8
|
Dosen/TPA
|
:
|
Ir. Heryanto. Ms/ Sari Megawati
|
II.
DASAR TEORI
Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki
arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Kelapa sawit adalah tanaman
perkebuan yang sangat penting
karena merupakan salah
satu tanaman penghasil minyak nabati.
Oryctes
rhinoceros (Coleoptera: Scarabaeidae) merupakan hama utama yang
menyerang kelapa sawit
yaitu dengan menggerek pucuk dan sangat merugikan khususnya di areal
peremajaan yang saat ini sedang
dilakukan secara besar-besaran
di Indonesia (Tim Penulis PS, 1997).
Cordyceps militaris merupakan salah satu
agens pengendali hayati yang berpotensi untuk mengendalikan populasi hama.
Semua jenis Cordyceps adalah
endoparasitoid, terutama
pada serangga dan
arthropoda lainnya sehingga disebut
sebagai jamur entomopatogen
(Prawirosukarto dkk, 1996).
Jamur
M. anisopliae telah
dikenal sebagai patogen pada berbagai jenis serangga hama dan dapat diproduksi
secara komersial sebagai bioinsektisida. Walaupun jamur ini dapat menginfeksi
begitu banyak serangga, ternyata
intensitas serangan terbesar
dan inang yang terbaik untuk berkembang biak adalah larva O. rhinoceros.
Semua stadia O. rhinoceros kecuali telur dapat diinfeksi oleh jamur ini.
Sifat jamur ini yang dapat menginfeksi hampir semua stadia O. rhinoceros itulah yang
menjadi dasar untuk memanfaatkan jamur ini sebagai agens hayati hama tersebut (Sambiran dan Hosang, 2007).
III. ALAT DAN
BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
timbangan analitik, pinset, wadah unit percobaan, sendok, kertas label dan alat
tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah bahan organik, jamur Metharrizium
anasopliae, dan Orychtes rhinoceros.
IV. CARA KERJA
Adapun cara
kerja dari praktikum ini adalah :
1.
Siapkan
wadah percobaan sebanyak 12 buah
2.
Timbang
bahan organik sebanyak 50 gram dengan menggunakan timbangan analitik.
3.
Masukkan
bahan organik yang telah di timbang kedalam 12 wadah percobaan.
4.
Masukkan
Orychtes rhinoceros kedalam wadah percobaan, masing-masing wadah berisi 1 ekor
Orychtes anasopliae.
5.
Masukkan
Metharrizium anasopliae kedalam 6 wadah dan 6 wadah lainnya tanpa Metharrizium
anasopliae.
6.
Tutup dengan
wadah penutup percobaan.
7.
Beri label
sesuai dengan perlakuan dan ulangan.
8.
Amati setiap
hari sampai hari ke 21.
V.
HASIL
Hasil praktikum pengamatan patogenisitas
jamur Metharrizium anasopliae terhadap larva oryctes rhinoceros dilaboratorium
perlindungan tanaman Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, Jurusan
Penyuluhan Penyuluhan Pertanian di Yogyakarta, dapat dilihat seperti tabel
dibawah ini:
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum di Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Magelang, Jurusan Penyuluhan Penyuluhan Pertanian di
Yogyakarta, menunjukkan bahwa larva (orychtes rhinoceros) yang disterilkan dan
diberi jamur metarrizium anaspliae memiliki ciri-ciri bangkai berwarna coklat.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
pemberian jamur Metharrizium anasopliae lebih cepat menginfeksi serangan
orychtes rhinoceros.
Pengamatan yang dilakukan pada hari pertama,
terlihat jelas peran jamur Metharrizium anasopliae belum dapat menginfeksi
serangga orychtes rhinoceros, hal ini disebabkan karena kinerja jamur ini
sangan berbeda dengan pestisida kimia, namun hasil yang didapatkan dari jamur ini
(agens hayati) lebih ramah lingkungan dibanding pestisida kimia. Gejala tampak
pada hari ke 9, larva orychtes rhinoceros sudah menginfeksi serangga tersebut
sehingga mengakibatkan serangga laeva orychtes rhinoceros mulai kritis, pada
hari ke 10, larva tersebut sudah mati yang ditandai pada bangkai larva terlihat
jamur yang tumbih berwarna hijau. Hali ini berarti jamur Metharrizium
anasopliae telah menginfeksi semua kultur jaringan larva orychtes rhinoceros
tersebut.
VII. KESIMPULAN
Jamur Metharrizium
anasopliae sangat efektif dalam mengendalikan hama kelapa. Berdasarkan hasil
praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap seangga mempunyai musuh
alami, hal itu sudah menjadi kodrat alam.
Jamur
Metharrizium anasopliae dalam mengendalikan orychtes rhonoceros merupakan
pestisida nabati yang mudah dibuat, asal ada keinginan dari sipembuat.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014. Laboratorium Perlindungan Tanaman. Yogyakarta.
2.
http://ekoteguhwahyudi.blogspot.com/2014/06/laporan-pengendalian-hama-terpadu.html
3.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7700/3/09/09E00894.pdf.txt.



