Laporan Praktikum
Mata Kuliah
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Acara XI
“PEMBUATAN ALAT PERANGKAP”
Disusun oleh :
ARIFSON
YONDANG
Nirem:05.1.4.12.0370
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MAGELANG
JURUSAN
PENYULUHAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
I.
Identitas
|
No
|
Identitas
|
|
Kegiatan
|
|
1
|
Matakuliah
|
:
|
Pengendalian
Organisme Penganggu Tumbuhan
|
|
2
|
Acara
praktikum
|
:
|
Pembuatan
alat perangkap
|
|
3
|
Tujuan
|
:
|
|
|
4
|
Tempat
|
:
|
Laboratorium
Perlindungan Tanaman STPP Yogyakarta
|
|
5
|
Hari/tanggal
|
:
|
Kamis, 2014
|
|
6
|
Nama
mahasiswa
|
:
|
Arifson
Yondang
|
|
7
|
No
absen/smtr
|
:
|
02/VB
|
|
8
|
Dosen/TPA
|
:
|
Dr. Rr. Siti Astuti, SP,
M.Sc/ Sari Megawati
|
II. DASAR
TEORI
Perangkap adalah tempat atau alat yang
digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan. Pengendalian hama terpadu
merupakan pengendalian dengan cara meminimalisir penggunaan pestisida kimia.
Pengendalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan pengendalian
fisik dan mekanik. Salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan cara
penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat dilakukan
memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau melekatkan
maupun yang membunuh hama. Umumnya serangga tertarik dengan cahaya, warna, aroma
makanan atau bau tertentu. serangga tertentu juga lebih
tertarik terhadap warna. Warna yang disukai serangga biasanya
warna-warna kontras seperti warna kuning cerah. Hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan perangkap adalah sebagai berikut: ukuran atau jenis serangga
yang akan ditangkap, kebiasaan keluar: siang atau malam hari, stadium
perkembangan serangga, makanan kesukaannya, warna kesukaannya, kekuatan atau
kemampuan hama untuk berinteraksi terahadap jerat dan cara terbang hama.
Prinsip dasarnya adalah menjebak hama
menggunakan pemikat tertentu.Lalat buah Bactrocera sp jantan akan mengikuti bau
hormon betinanya sehingga diciptakan senyawa yang baunya mirip hormon lalat
buah betina. Beberapa jenis kutu tertarik pada warna kuning mencolok sehingga
dibuat jebakan dari kertas atau plastik kuning yang diluluri lem. Ngengat dan
serangga nokturnal—aktif di malam hari—tertarik pada nyala api atau lampu,
makanya dibuatkan perangkap obor dan lampu.
Jenis-Jenis Perangkap
1.
Perangkap
Kuning
Jebakan ini didasari sifat serangga yang
menyukai warna kuning mencolok. Musababnya warna itu mirip warna kelopak bunga
yang sedang mekar sempurna. Permukaannya dilumuri lem sehingga serangga yang
hinggap bakal lengket sampai ajal menjemputnya. Perangkap kuning ampuh memikat
hama golongan aphid, kutu, dan tungau. Itu juga dijadikan indikator populasi
hama di sekitarnya.
Saat jumlah hama yang tertangkap
perangkap melebihi ambang yang ditentukan, misalnya 50 individu kutu
putih/hari, maka saat itu perlu dilakukan penanggulangan serius dengan
pestisida kimia maupun biologis. Umumnya perangkap berbentuk lembaran triplek,
fiber, atau karton tebal berukuran 15x 15 cm2 dan dilumuri vaselin, oli, atau
minyak jelantah dengan kepadatan 60—100 perangkap/ha.
2.
Lampu
Serangga nokturnal menjadikan cahaya
dominan di suatu tempat sebagai panduan utama. Mereka akan terbang mendekat
begitu melihat cahaya,baik berasal dari lampu maupun nyala api. Di tempat
terang itu mereka bertemu lawan jenis lalu kawin untuk meneruskan generasinya.
Sebelum ada penerangan buatan manusia, cahaya terang itu hanya berasal dari
bulan. Saat terang bulan, serangga keluar dan beramai-ramai kawin. Hasilnya,
populasi serangga meningkat ketika bulan memasuki bulan mati, yaitu periode
5—10 hari sesudah purnama.
Hama dari golongan serangga di kebun pun
mempunyai sifat yang sama. Makanya pekebun membuat perangkap lampu. Serangga
bakal terbang mengitarinya sampai akhirnya jatuh atau masuk jebakan berupa air
atau lem yang diletakkan di bawah lampu. Perangkap ini bisa mengendalikan hama
dari golongan aphid, kupu, ngengat, atau kumbang. Sebanyak 10—20 perangkap/ha
diletakkan 25—40 cm lebih tinggi daripada tanaman.
3.
Feromon
Jebakan itu dibuat dengan memanfaatkan kebutuhan
komunikasi serangga pengganggu tanaman. Komunikasi itu dilakukan dengan hormon
bernama feromon. Itu berguna untuk menunjukkan adanya makanan, memikat
pejantan, menandai jejak, membatasi wilayah teritorial, atau memisahkan kelas
pekerja, tentara, dan ratu. Yang sekarang banyak digunakan adalah feromon untuk
menarik pasangan.
Zat yang baunya mirip feromon
betina—disebut bahan atraktan—dipasang pada perangkap yang ditempatkan di
kebun. Serangga jantan akan tertarik dan masuk ke perangkap yang sudah diberi
air atau lem. Makhluk sial yang tertipu itu pun menemui ajalnya. Sejak 2 tahun
terakhir perangkap itu populer digunakan untuk memerangi lalat buah yang
menjadi momok di perkebunan buah-buahan skala sedang sampai luas. Atraktan yang
paling banyak dipakai adalah metil eugenol. Lahan 1 ha cukup dipasangi 8—10
perangkap lantaran aroma tajamnya bisa tercium dari jarak cukup jauh.
III. ALAT
DAN BAHAN
1.
Alat
Alat yang
digunakan dalam pembuatan perangkap likat kuning yaitu:
a.
Gelas
plastik transparan
b.
Kertas
warna kuning
c.
Gunting
kertas
d.
Stepler
e.
Benang
2.
Bahan
Bahan yang
digunakan dalam pembuatan perangkap likat kuning yaitu:
-
Lem
tikus
IV. CARA
KERJA
1.
Guntinglah
kertas yang berwarna tersebut
2.
Kemudian
buat dalam bentuk bulat atau dalam bentuk segi empat
3.
Dalam
bentuk bulat, setelah selesai dibuat kemudian bagian atasnya dilubangi kemudian
pasang dengan benang agar mudah dalam penggantungan.
4.
Dalam
bentuk segi empat, setelah selesai digunting kemudian disteples pada sebilah
bambu.
5.
Setelah
selesai perangkap likat kuning diolesi dengan lem tikus, agar ketika ada hama
yang terpikat dengan warna kuning bisa melekat akibat lem tikus tersebut.
6.
Jika
memikat lalat buah, dapat ditambahkan dengan feromon.
7.
Setelah
selesai diberi lem tikus perangkap siap dipasang diarea yang mempunyai populasi
hama banyak.
V. HASIL
|
Pengamatan
Pertama pada tanggal 27 Desember 2014
|
Jenis
Hama
|
|
1. Apids
= 5
2. Belalang
= 2
3. kupu
putih palsu = 2
4. Lalat
buah= 21
|
|
|
Pengamatan
ke dua pada tanggal 29 Desember 2014
|
Jenis
Hama
|
|
1. Apids
= 2
2. Kupu
putih palsu = 5
3. Lalat
buah= 11
|
|
|
Pengamatan
ke tiga pada tanggal 01 Desember 2014
|
Jenis
hama
|
|
1. Apids
= 2
2. Kupu
putih palsu = 2
3. Lalat
buah= 11
4. Walang sangit=4
|
VI. PEMBAHASAN
Pengendalian
OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap
optimal, pengendalian hama adalah usaha–usaha manusia untuk menekan populasi
hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi. Pengendalian
dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu
memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian antara lain
dengan jebakan dan mengurangi perkembangan hama, sehingga tidak merugikan
secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi
tentang lingkungan yang sehat dan pertnian yang berkelanjutan diperlikan cara
pengendalian yang tepat. Pengendalian dengan perangkap terhadap hama adalah
mengupayakan hama bisa masuk/ tertangkap dalam jebakan, sehingga tidak bisa
keluar lagi. Macam perangkap bisa dengan kertas berwarna, zat-zat penarik dari
tumbuhan/ sintetik seperti eugenol yang dipasang pada aqua untuk menarik dan
memangkap hama lalat buah, dengan lubang bubu untuk menangkap dan bisa juga
bengan memberikan lem. Demikian halnya dengan perangkap kuning. Perangkap
Kuning (Yellow Trap), yaitu perangkap yang berwarna kuning sehingga dapat
menarik serangga dan menjeratnya karena telah diolesi dengan lem. Hama yang
dapat diperangkap dengan hama ini antara lain Kutu loncat, trips, kutu daun,
dan semua golongan serangga yang tertarik dengan gelombang yang dipancarkan
benda yang berwarna kuning. Penggunaan perangkap ini memang sangat membantu
selain mudah dibuat dan biaya pembuatannya sangat mudah. Kebanyakan petani
lebih sering menggunakan cara ini. Sebagai pengalaman saya pernah menggunakan
bahan-bahan bekas seperti botol pestisida yang berwarna kuning diolesi dengan
oli kadaluwarsa (biasanya disebut minyak gemuk). Dengan cara ini kutu ataupun
serangga yang menyerang tanaman melekat pada botol yang digantung di batang
pohon jeruk. Dengan cara ini terbukti bahwa tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk membuat suatu perangkap hama. Perangkap ini selain mudah dibuat, harga
ekonomis juga ramah lingkungan. Karena tanpa menggunakan bahan kimia yang bisa
menggangu lingkungan budidaya.
VII. KESIMPULAN
Penggunaan perangkap ini bertujuan sebagai menjebak
hama yang ada disekitar/ areal pertanaman. Perangkap ini selain mudah dibuat, harga
ekonomis juga ramah lingkungan .karena tanpa menggunakan bahan kimia yang bisa
menggangu lingkungan budidaya.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian. 2014. Laboratorium Perlindungan Tanaman. Yogyakarta.
2.
Suharno, 2005. Perlindungan Tanaman. Diktat STPP,
jurluhtan, yogyakarta
3.
http://erikjonsitanggang.blogspot.com/2012/03/penggunaan-perangkap-hama.html
4. http://ullillallullellou.blogspot.com/2012/12/praktikum-4-perangkap-hama-light-trap .html
5.
http://heryantos.blogspot.com/2013/01/laporan-praktikum-perangkap-hama-yellow. html
6.
https://guncitorvum.wordpress.com/2011/04/05/laporan-praktikum-perangkap-lalat-buah/
